REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran pada Kamis (25/2) mendesak semua pihak di Armenia menahan diri dan menghindari tindakan kekerasan. Seruan itu disampaikan setelah militer Armenia menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan.
"Iran terus memantau perkembangan terbaru di Armenia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.
Pada Kamis (25/2), Onik Gasparyan, panglima Angkatan Bersenjata Armenia, bersama dengan komandan senior lainnya, merilis pernyataan yang mendesak Pashinyan mundur. Pashinyan mengecam permintaan itu dan menyebutnya sebagai upaya kudeta.
PM Armenia juga mendesak para pendukungnya untuk turun ke jalan-jalan menentang upaya kudeta. Turki, sementara itu, mengutuk keras upaya kudeta di Armenia.
"Kami mengutuk semua upaya kudeta, termasuk kudeta militer, di mana pun di seluruh dunia," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat konferensi pers di Hongaria, Kamis.
* Ditulis oleh Zehra Nur Duz