REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan memprioritaskan warga berdasarkan usia untuk program vaksinasi tahap kedua. Sebelumnya kalangan yang didahulukan dipilih berdasarkan pekerjaan mereka.
Ketua Joint Committee on Vaccination and Immunisation (JCVI) Profesor Wei Shen Lim mengatakan beberapa pekerja garis depan seperti polisi dan guru telah menyerukan agar mereka diprioritaskan dalam vaksinasi. Namun Lim menilai pendekatan seperti itu dapat mempersulit peluncuran vaksinasi.
“Mengikuti program berbasis usia akan sederhana, dan kesederhanaan telah menjadi salah satu landasan program saat ini dalam hal kecepatan dan keberhasilannya,” kata Lim dalam konferensi pers pada Jumat (26/2).
Lim mengungkapkan, warga berusia antara 40-49 tahun akan masuk dalam prioritas di fase kedua vaksinasi. Sementara mereka yang berusia 30-39 tahun dan 18-29 tahun diprioritaskan pada tahap berikutnya.
JCVI mengatakan bahwa pendekatan berbasis usia tetap menjadi cara paling efektif untuk mengurangi kematian dan rawat inap akibat Covid-19, bahkan pada mereka yang berusia di bawah 50 tahun. Menurutnya memberikan vaksin berdasarkan pekerjaan akan rumit secara logistik dan dapat mengakibatkan penundaan.
Pemerintah Inggris mengatakan akan mengikuti pendekatan yang direkomendasikan JVCI. Namun tidak semua orang menyambut baik saran tersebut.
Ketua Police Federation of England & Wales John Apter mengatakan disisihkannya polisi sebagai kelompok prioritas pada vaksinasi tahap kedua adalah sebuah "pengkhianatan". "Kemarahan mereka (polisi) sangat jelas, ini tidak akan dilupakan," ucapnya.
Inggris bertujuan menyelesaikan fase pertama vaksinasinya pada pertengahan April. Selain lansia, petugas kesehatan dan perawatan menjadi kalangan yang diprioritaskan pada vaksinasi tahap awal.