Selasa 02 Mar 2021 12:59 WIB

Dorong Dialog di Myanmar, ASEAN Dihujani Kritik

Dialog ASEAN dinilai memberi legitimasi pemerintahan junta militer Myanmar

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Lambang ASEAN.
Foto: dok Republika
Lambang ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para menteri luar negeri (menlu) negara ASEAN akan mengadakan pembicaraan dengan militer Myanmar yang tengah berkuasa dalam kudeta, pada Selasa (2/3). Namun, upaya ASEAN bertemu dengan perwakilan junta militer Myanmar dihujani kritik.

Menlu Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan, akan memberitahu perwakilan militer Myanmar bahwa mereka terkejut dengan kekerasan tersebut. Dalam wawancara televisi Senin malam (213), Balakrishnan mengatakan ASEAN akan mendorong dialog antara pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan junta. "Mereka perlu bicara, dan kami perlu membantu menyatukan mereka," katanya.

Baca Juga

Duta Besar RI untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono mengatakan, Wunna Maung Lwin akan menghadiri pertemuan khusus informal para Menlu ASEAN. "Kemungkinan, saya tidak punya informasi para Menlu yang akan hadir," ujar Dubes Ade kepada Republika.co.id ketika ditanya apakah Wunna Maung Lwin akan mewakili Myanmar, Selasa (2/3).

ASEAN terdiri atas Myanmar, Singapura, Filipina, Indonesia, Thailand, Laos, Kamboja, Malaysia, Brunei, dan Vietnam. Namun demikian, upaya ASEAN untuk terlibat dengan militer Myanmar telah dikritik oleh para pendukung demokrasi. Komite yang terdiri atas anggota parlemen Myanmar yang digulingkan menyatakan keterlibatan ASEAN akan memberinya legitimasi. Komite juga menyebut junta sebagai kelompok teroris.

Sa Sa, utusan yang ditunjuk komite untuk PBB mengatakan, ASEAN seharusnya tidak berurusan dengan rezim yang dipimpin militer yang tidak sah ini. Alumni program pemuda ASEAN di Myanmar mengatakan blok tersebut harus berbicara dengan perwakilan internasional dari pemerintahan Suu Kyi, bukan dengan rezim.

"ASEAN harus memahami bahwa kudeta atau pemilihan ulang yang dijanjikan oleh junta militer sama sekali tidak dapat diterima oleh rakyat Myanmar," katanya dalam surat kepada ASEAN.

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin mengindikasikan di Twitter bahwa ASEAN akan tegas dengan Myanmar. Dia mengatakan kebijakan blok tersebut untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota bukanlah persetujuan menyeluruh atau persetujuan diam-diam untuk kesalahan yang dilakukan di sana.

Militer Myanmar membenarkan kudeta 1 Februari karena tudingan penipuan dalam pemilihan umum November 2020 yang dimenangkan oleh Partai Suu Kyi. Meski, Komisi Pemilihan mengatakan, bahwa pemungutan suara itu sudah adil dan sesuai.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement