REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah 33 tahun Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) hadir mewarnai pendidikan di Indonesia. Sepanjang itu pula, UBSI telah melahirkan lulusan terbaik yang mampu berkompetisi dan berdaya saing tinggi. Hal itu dibuktikan dengan upaya UBSI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satunya dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Menurut co-founder BSI Naba Aji Notoseputro, jauh sebelum pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, UBSI telah mengembangkan inovasi mengikuti perkembangan teknologi dalam melaksanakan PJJ atau sistem daring. "Sudah 5 tahun yang lalu, UBSI menerapkan beberapa mata kuliah berbasis daring. Oleh karenanya, ketika pandemi Covid-19 terjadi, kami tidak kaget lagi dalam menerapkan sistem daring sepenuhnya," jelasnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (3/3).
Ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 menuntut semua proses pendidikan termasuk juga perguruan tinggi untuk bisa melakukan penyesuaian dalam penyelenggaraan pendidikan. “Salah satunya mengubah metode pembelajaran tatap muka (luring) menjadi daring saat pandemic,” ujarnya.
Naba mengungkapkan, awalnya hanya beberapa matakuliah di UBSI yang dijadikan e-learning. Tapi semenjak adanya himbauan dari Kemendikbud, maka UBSI mengubah semua proses perkuliahan di UBSI menjadi e-learning atau daring di seluruh mata kuliah. "Hal ini dilakukan agar proses perkuliahan baik untuk mahasiswa maupun dosen dapat berjalan dengan baik walau tidak melakukan tatap muka secara langsung. Bahkan, apabila masa pandemi Covid 19 telah berakhir, maka sebagian sistem pembelajaran daring ini tetap dilaksanakan," papar Naba.
UBSI pun membentuk Tim PJJ yang bertugas menyiapkan bahan-bahan ajar yang berkaitan dengan pelajaran, kesiapan dosen dalam mengajar, dan kesiapan dalam sisi infrakstuktur sarananya. Pada sistem e-Learning UBSI saat ini sudah tersedia modul pembelajaran, forum diskusi, chat, video tutorial atapun intraksional serta latihan soal/quis untuk semua matakuliah yang bisa dimanfaatkan baik oleh mahasiswa maupun dosen.
Gerakan BSI Peduli
Di masa pandemi seperti saat ini, Universitas BSI yang merayakan dies natalis ke-33 pada tanggal 3 Maret 2021, tak hanya fokus dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Universitas BSI juga turut berpartisipasi melakukan edukasi dan sosialisasi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 melalui gerakan PMS (Pakai Masker Sekarang).
Sosialisasi dilakukan, baik secara langsung dengan membagi-bagikan masker dan handsanitizer kepada masyarakat di sekitar kampus, juga melalui kampanye dengan memberikan materi melalui daring mengenai Gaya Hidup Bersih sebagai pencegahan virus Covid-19.
Melalui Program BSI Peduli yang berkantor pusat di Jalan Proklamasi, Depok II Tengah, BSI memberikan bantuan berupa Alat Perlindungan Diri (APD) dan makanan yang telah disalurkan ke beberapa rumah sakit (RS) di Jakarta. “Rumah sakit di Jakarta yang telah menerima bantuan makanan dari program BSI Peduli di antaranya RS Fatmawati, RS Cipto Mangunkusumo dan RS. Angkatan Laut,” kata Naba.
Menurut Naba, Gerakan BSI Peduli tidak hanya fokus pada pandemi Covid-19 saja, tetapi juga peduli kepada sesama yang mengalami berbagai bencana, seperti bencana alam tanah longsor, banjir, gempa bumi, kebakaran dan sebagainya. "Begitu ada bencana alam, BSI Peduli sigap segera menggalang dana dan bantuan untuk disalurkan. Karena BSI Peduli sudah berbentuk lembaga, maka kami sudah memiliki stok-stok yang akan dibagikan," terangnya.