Rabu 03 Mar 2021 16:51 WIB

Angka Pengangguran di Tangsel Berpotensi Naik 5 Persen

Diperkirakan akan ada hampir 2.000 pekerja di Tangsel yang terkena PHK tahun ini.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Perjuangan menghadapi resesi ekonomi dan PHK (ilustrasi)
Foto: republika
Perjuangan menghadapi resesi ekonomi dan PHK (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Selatan memprediksi, angka pengangguran di Kota Tangerang Selatan pada tahun ini akan meningkat sekitar 5 persen. Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Selatan Sukanta mengatakan, prediksi peningkatan angka pengangguran tersebut lantaran adanya kemungkinan keberlanjutan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat kondisi pandemi Covid-19 pada tahun 2021.

"Kemungkinan ada penambahan angka pengangguran di tahun 2021 akibat pandemi masih terjadi. Sekitar 5 persen, cukup tinggi," ujar Sukanta di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan, Rabu (3/3).

Menurut data Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Selatan, gelombang PHK akibat pandemi Covid-19 pada 2020 telah menghantam sekitar 49 perusahaan dari sejumlah sektor usaha yang ada di Kota Tangerang Selatan.

Dari jumlah puluhan perusahaan tersebut, sebanyak 1.893 pekerja di Tangsel terdampak PHK. Artinya, jika prediksi peningkatan 5 persen pada tahun ini, akan ada hampir 2.000 pekerja di Tangsel yang terkena PHK.

Data Disnaker Tangsel juga mencatat sebanyak 82 usaha telah merumahkan karyawannya akibat terdampak kondisi pandemi Covid-19 pada 2020. "905 orang dirumahkan dari 82 perusahaan. Umumnya adalah usaha perhotelan. Memang dirumahkan dan tetap memperoleh gaji," ujar Sukanta.

Dia mengakui, sektor-sektor usaha dan industri di Kota Tangerang Selatan notabene terdampak dan mengalami pukulan akibat pandemi Covid-19. Kendati demikian, Sukanta menyampaikan, pihaknya melakukan upaya dalam mengantisipasi angka pengangguran yang lebih dalam.

"Kebijakan bantuan pra kerja sekitar 20 persen dari yang di-PHK. Mereka yang di PHK alih profesi usaha seperti narik ojek online dan usaha-usaha online lainnya," terangnya.

Selain itu juga diadakan job fair yang difokuskan per kecamatan. Agenda pengadaan job fair tersebut, kata Sukanta akan dilakukan secara online dan rencananya digelar sekira bulan Juli atau Agustus setelah momen lulusan sekolah.

Lebih lanjut, Sukanta berharap pada 2021 tidak ada rasionalisasi anggaran. "Pandemi ini anggaran kita habis dipangkas, mudah-mudahan tahun 2021 ini tidak ada rasionalisasi lagi. Mudah-mudahan Covid selesai dan kami bisa fokus melatih masyarakat untuk dipekerjakan di perusahaan-perusahaan," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement