Rabu 03 Mar 2021 22:38 WIB

3 Jamuan Makan yang Dikategorikan Wujud Syukur Menurut UAS

Terdapat sejumlah jamuan makan yang digelar untuk bersyukur

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat sejumlah jamuan makan yang digelar untuk bersyukur. Ilustrasi jamuan nikah
Foto: AP Photo/ Dar Yasin
Terdapat sejumlah jamuan makan yang digelar untuk bersyukur. Ilustrasi jamuan nikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Islam mengajarkan untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah. Salah satu bentuk syukur tersebut bisa dengan menggelar perjamuan yang dihadiri sanak keluarga, tetangga, dan kerabat atau biasa disebut walimah. 

Ustadz Abdul Somad, sebagaimana dikutip dari akun instagram resminya, menjelaskan setidaknya ada tiga walimah yang baik dilakukan seorang Muslim sebagai wujud syukurnya atas kenikmatan yang diperoleh. Pertama yakni membuat jamuan ketika seorang Muslim menikah atau disebut juga walimatul urusy

Baca Juga

Mengadakan perjamuan pernikahan ini menjadi anjuran Rasulullah kepada umatnya. Sebagaimana riwayat sebuah hadits yang menjelaskan tentang  Rasulullah SAW menyuruh sahabat Abdurahman bin Auf yang kedapatan menikah tanpa banyak orang yang mengetahui untuk mengadakan perjamuan meski dengan hanya menyembelih seekor kambing. 

Ini juga sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat Ad-Dhuha ayat sebelas yang menjelaskan untuk mengabarkan nikmat yang diberikan Allah. Sebab itu menurut UAS walimah adalah bentuk mengabarkan nikmat Allah dengan cara berbagi melalui jamuan hidangan dan lainnya. 

Walimah yang kedua yakni ketika seorang Muslim dikaruniai kehamilan. Masyarakat Indonesia umumnya mengenal dengan istilah selamatan. Dengan tujuan selain mensyukuri karunia dan nikmat Allah juga memohon keselamatan bagi ibu yang hamil dan anak yang ada dalam kandungan. 

Sebab menurut UAS tak sedikit orang yang sudah menikah bertahun-tahun tapi tak kunjung juga diberikan keturunan. Kehamilan menjadi sebuah karunia Allah kepada pasangan suami istri untuk disyukuri, maka membuat perjamuan menjadi hal yang baik dilakukan sebagai syukur kepada Allah. 

"Bersyukur kepada Allah dikaruniai anak, maka walimah selanjutnya adalah ketika mendapatkan berita kehamilan. Jadi mensyikuri nikmat Allah dari awal, karena sesungguhnya anak itu rezeki dari Allah," kata UAS dalam kajian daring beberapa waktu lalu.

Sedang yang ketiga yakni walimah atau perjamuan saat melahirkan anak dengan selamat. Walimah ini dengan cara melaksanakan aqiqah bagi anak yang baru saja dilahirkan. Serta memotong rambutnya dan menimbangnya seberat perak di mana hasil konversi pada mata uangnya diberikan kepada yang membutuhkan. 

Menurut UAS dari tiga walimah tersebut memiliki substansi yang sama yakni nilai luhur bagi keluarga Muslim untuk bersedekah. Melaui walimah atau perjamuan-perjamuan bukan saja sebagai bentuk rasa syukur namun juga mendidik diri untuk menjadi ahli sedekah dan menyingkirkan sifat bahil. 

"Isi walimah itu sebetulnya sedekah, oleh karena sedekah ini sebetulnya yang diajarkan, sebelum anak diajarkan sholat ajarkan sedekah. Seorang yang ibadahnya biasa-biasa saja tetapi rajin sedekah lebih disukai Allah dari pada orang yang banyak ibadah, puasa rajin, tahajud rajin, tapi pelitnya minta ampun," kata UAS.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement