REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Vaksin Covid-19 yang dikembangkan China’s Sinovac Biotech memiliki kemanjuran 83,5 persen. Hal itu diungkap para peneliti Turki yang melakukan uji klinis fase ketiga terhadap vaksin tersebut. Tingkat efikasi turun dari temuan awal 91,25 persen.
Kepala uji coba Fase III Turki Murat Akova mengungkapkan tingkat kemanjuran akhir didasarkan pada 41 infeksi. Sebanyak 32 di antaranya telah menerima plasebo. "Angka ini didasarkan pada peserta yang menunjukkan setidaknya satu gejala Covid-19 bersama dengan tes PCR positif setidaknya 14 hari setelah dosis kedua vaksin," kata Akova, dikutip laman Hurriyet, Rabu (3/3).
Dia mengungkapkan vaksin tetap mencegah rawat inap dan penyakit parah dalam 100 persen kasus. Akova menyebut enam orang yang dirawat di rumah sakit semuanya berada dalam kelompok plasebo.
Terkait efek samping vaksin, Akova mengatakan gejala seperti kelelahan, sakit kepala, demam, menggigil dan diare terlihat. Rasa sakit di area suntikan plasebo sedikit lebih banyak pada mereka yang menerima vaksin yang sebenarnya.
"Karena tidak ada efek samping yang penting (dalam uji coba), apalagi fakta bahwa vaksin ini digunakan secara luas di negara kami dan tidak ada efek samping yang dilaporkan, kami dapat dengan nyaman mengatakan bahwa vaksin ini aman," kata Serhat Ünal , anggota Dewan Sains penasihat virus korona pemerintah Turki.
Baca juga : Pelatih Burnley Puas Timnya Tahan Imbang Leicester
Sebelumnya Turki menetapkan kemanjuran vaksin Sinovac sebesar 91,25 persen. Hasil itu diperoleh setelah vaksin diuji coba ke 10.216 peserta. Sebanyak 6.648 di antaranya menerima vaksin sebagai bagian dari studi Fase III yang dimulai pertengahan September.
Sebanyak 58 persen peserta adalah laki-laki berusia antara 18-59 tahun. Dua dosis diberikan dengan selang waktu 14 hari. Segera setelah rilis hasil awal, CoronaVac menerima persetujuan darurat dari otoritas Turki.
Turki meluncurkan inokulasi besar-besaran terhadap Covid-19 pada 14 Januari. Lebih dari 9,4 juta dosis vaksin Sinovac telah diberikan kepada publik, sebagian besar pekerja perawatan kesehatan dan orang tua. Hingga saat ini, lebih dari 7,1 juta warga Turki telah menerima dosis pertama vaksin. Sementara hampir 2 juta orang sudah mendapatkan kedua dosis tersebut.