Sabtu 06 Mar 2021 07:26 WIB

Pemkab Berharap Ponpes di Piyungan Terapkan Prokes Ketat

Satgas mengakui penambahan kasus positif di pesantren, namun belum ada laporan resmi

Bupati Bantul Suharsono (kanan) berdialog dengan pengurus pondok pesantren saat sosialisasi protokol kesehatan COVID-19 di Pondok Pesantren An Nuur Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon Bantul, D.I Yogyakarta, Rabu (1/7/2020). Hal itu merupakan salah satu persiapan menghadapi tatanan normal baru pada masa Pandemi COVID19 di lingkungan pondok pesantren.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Bupati Bantul Suharsono (kanan) berdialog dengan pengurus pondok pesantren saat sosialisasi protokol kesehatan COVID-19 di Pondok Pesantren An Nuur Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon Bantul, D.I Yogyakarta, Rabu (1/7/2020). Hal itu merupakan salah satu persiapan menghadapi tatanan normal baru pada masa Pandemi COVID19 di lingkungan pondok pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Pemerintah Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan pengelola pondok pesantren di Kecamatan Piyungan menerapkan protokol kesehatan secara ketat menyusul adanya tambahan kasusCOVID-19 di lembaga pendidikan agama tersebut.

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Bantul Helmi Jamharis saat dikonfirmasi di Bantul, Jumat (5/3) membenarkan adanya penambahan kasus positif Covid-19 di lingkungan pondok pesantren wilayah Piyungan, namun belum mendapatkan laporan resmi apakah sudah menjadi klaster penularan."Secara khusus kami tidak mendapatkan laporan terkait dengan keberadaan ponpes yang menjadi klaster, tetapi memang ada penambahan hasil tracing apakah kemudian ditetapkan sebagai klaster atau tidak. Namun kami berharap kepada pengelola ponpes itu untuk dapat melaksanakan protokol kesehatan secara ketat," katanya.

Helmi yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul mengatakan, sebab penerapan protokol kesehatan secara ketat itu akan menjadi salah satu strategi untuk bisa memutus mata rantai perkembangan wabah Covid-19."Tanpa ada itu tentunya kita akan sulit mengendalikan perkembangan Covid-19 di Bantul. Oleh karena itu penanganan kami secara khusus dari Satgas kabupaten memang tidak ada," katanya.

Akan tetapi, kata dia, yang jelas upaya tracing atau pelacakan terhadap mereka yang kontak erat memang dibutuhkan ketika ada anggota dari pondok pesantren yang terindikasi terpapar Covid-19."Ini terus akan kami laksanakan bekerja sama dengan Puskesmas Piyungan untuk dapat melaksanakan 3T (testing, tracing dan treatment) secara berkelanjutan," katanya.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa dalam keterangan resmi pada Kamis (4/3) malam menyatakan, dari salah satu ponpes di daerah Piyungan, Ahad lalu awalnya ditemukan dua orang bergejala, yang kemudian mereka melakukan rapid tes antigen mandiri dengan hasil konfirmasi positif.

Dia mengatakan, dari hasil tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan tracing atau pelacakan dan ditemukan sembilan orang lainnya yang bergejala, dan kemudian dilakukan tes PCR bersama dengan dua orang sebelumnya dengan hasil 11 orang tersebut positif. "Hari ini (Kamis, 4/3) sudah dilakukan testing juga terhadap 241 orang di pondok dengan menggunakan rapid tes antigen, dan ditemukan 34 orang positif," kata Sri Wahyu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement