Sabtu 06 Mar 2021 13:14 WIB

Mallarangeng Sebut Moeldoko Gagal di Partai Lain

Moledoko tercatat pernah menjadi wakil ketua Dewan Pembina Partai Hanura.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus raharjo
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng
Foto: Republika/Prayogi
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, mengatakan, Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) bukan akibat masalah internal partai. Apabila ada problem di internal partai, maka ada mekanisme sah yang bisa dilakukan.

"Ini bukan masalah internal, kalau masalah internal ada mekanismenya kok, ada dewan kehormatan, ada mahkamah partai, silakan ajukan itu kalau ada masalah-masalah," ujar Andi dalam diskusi politik daring Polemik Trijaya, Sabtu (6/3).

Ia membantah tuduhan Demokrat sebagai partai dinasti. Andi Mallarangeng menyebut, ketua umum (ketum) pertama Partai Demokrat adalah Subur Budhisantoso, kemudian diganti Hadi Utomo, dan berikutnya Anas Urbaningrum.

Ketika Anas terlibat masalah hukum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat. SBY akhirnya memimpin Demokrat dua periode sejak 30 Maret 2013 hingga 15 Maret 2020.

Kemudian, pada kongres 2020, putra pertama SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, terpilih menjadi ketum Partai Demokrat. Menurut Andi, AHY dipilih karena meraih posisi tertinggi dalam sejumlah survei atau poling di antara kader-kader lain.

"Coba polingnya Pak Moeldoko, nol koma Pak, semua poling nol koma begitu, karena enggak pernah di partai lain dan gagal di partai lain juga. Masa tiba-tiba mau jadi ketua umum hanya karena dia punya kekuasaan," kata Andi.

Moeldoko merupakan mantan politikus Partai Hanura. Sebelum menduduki posisi KSP, Moeldoko menjabat sebagai wakil ketua Dewan Pembina Partai Hanura. Ia mengundurkan diri pada 2018 lalu.

Andi Mallarangeng menegaskan, Partai Demokrat akan melawan hasil KLB Deli Serdang yang menetapkan Moeldoko, yang juga Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), sebagai ketum terpilih pada Jumat (5/3). Menurut Andi, SBY mengarahkan agar para kader Partai Demokrat solid.

"Sekarang ini orang yang bukan dari kader partai, orang yang sedang aktif menjalankan kekuasaan, di lingkaran kepresidenan sekarang tiba-tiba ingin mencaplok partai orang lain, waduh ini keterlaluan," kata Andi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement