REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar diet dan gizi klinik, sekaligus anggota IDI, dr. Johanes Chandrawinata, MND, SpGK, mengatakan saat diopname di rumah sakit, pasien lansia kurang bersemangat dalam menyantap makanannya, karena itu proses penyembuhan nya menjadi semakin lama. Namun ternyata hal itu bisa diatasi dengan MSG.
"Sebenarnya penggunaan MSG pada makanan di rumah sakit bisa menjadi solusi untuk mempercepat proses recovery pasien lansia yang diopname," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/3).
Ia mengungkapkan sudah banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut, salah satunya dilakukan oleh Shigeru Yamamoto dkk, pada tahun 2009, dalam penelitian tersebut,terbukti pemberian MSG pada makanan yang dikonsumsi lansia membuat mereka lebih banyak memproduksi saliva, itu penting untuk mambantu proses mengunyah dan menelan pada lansia," ungkap dr. Johanes.
Kemudian, lanjutnya, penelitian tersebut juga membuktikan penambahan MSG pada makanan yang dikonsumsi lansia, membuat nafsu makan mereka meningkat. Kita sadar salah satu faktor utama penyebab malnutrisi pada lansia adalah turunnya nafsu makan dan juga masalah mengunyah serta menelan. "Sehingga, peran MSG ini ternyata sangat baik,” lanjutnya.
Menambahkan penjelasan sebelumnya, menurut dr. Johanes, jika penambahan MSG pada makanan diberikan pada lansia yang sehat dan tidak diopname di rumah sakit, maka sistem imun nya akan terjaga karena nafsu makan mereka meningkat untuk makan makanan yang bergizi.
“Melakukan diet rendah garam juga menjadi salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit degeneratif, dengan mencegah hal tersebut, peluang kita untuk menjaga sistem imun semakin tinggi. Sudah banyak penelitian tentang penurunan asupan natrium (garam). Contoh, Halim dkk dalam penelitian terbaru tahun 2020, Journal of Food Science juga membuktikan peran MSG dalam menjaga rasa nikmat pada makanan walaupun kadar natrium nya dikurangi antara 30 sampai 60 persen.
"Dari penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa penurunan asupan garam dapat dicapai tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan dengan penambahan MSG secukupnya,” ucap dr. Johanes.