Kamis 18 Mar 2021 18:37 WIB

Palang Merah Desak 'Perlindungan' Terhadap Relawan Myanmar

Terdapat laporan relawan Palang Merah terluka dan jadi korban salah tangkap.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan saat mereka berbaris selama protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 05 Maret 2021. Protes anti-kudeta terus berlanjut pada 05 Maret meskipun tindakan keras terhadap demonstran semakin meningkat oleh pasukan keamanan. Lebih dari 50 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan, sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021.
Foto: EPA-EFE/KAUNG ZAW HEIN
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan saat mereka berbaris selama protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 05 Maret 2021. Protes anti-kudeta terus berlanjut pada 05 Maret meskipun tindakan keras terhadap demonstran semakin meningkat oleh pasukan keamanan. Lebih dari 50 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan, sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,  YANGON -- Federasi Internasional Palang Merah (IFRC) dan Masyarakat Bulan Sabit Merah mengatakan pada Jumat bahwa mereka sangat sedih dengan hilangnya nyawa di Myanmar. IFRC mendesak perlindungan segera bagi semua sukarelawan dan petugas kesehatan.

"Di tengah kekerasan yang meningkat, Palang Merah Myanmar telah mengonfirmasi bahwa dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi insiden yang sangat serius di mana sukarelawan Palang Merah terluka dan salah ditangkap," kata Direktur Regional Asia Pasifik IFRC Alexander Matheou.

Baca Juga

Sedikitnya 60 orang tewas dan lebih dari 1.000 ditangkap selama demonstrasi anti-kudeta di Myanmar yang mengecam pemerintahan militer setelah kudeta 1 Februari. IFRC mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas banyaknya relawan Palang Merah Myanmar yang terluka saat bertugas.

Menurut IFRC, mereka memberikan pertolongan pertama yang menyelamatkan nyawa orang-orang yang terluka, sejalan dengan prinsip fundamental kemanusiaan, netralitas dan imparsialitas. "Relawan Palang Merah tidak boleh menjadi sasaran," kata Matheou.

Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/palang-merah-desak-perlindungan-terhadap-relawan-di-myanmar/2166547

Palang Merah Myanmar melakukan salah satu operasi kemanusiaan pertolongan pertama dan pemindahan pasien terbesar dengan lebih dari 1.500 sukarelawan dan 120 ambulans di seluruh negeri.

Dalam empat minggu terakhir, organisasi itu memberikan layanan pertolongan pertama, termasuk intervensi penyelamatan jiwa dan transfer ambulans darurat. Secara keseluruhan, mereka telah membantu lebih dari 1.000 orang.

"Terjadi kekerasan yang meningkat, dan jumlah orang yang terbunuh atau terluka meningkat setiap hari. IFRC mendesak pengekangan dan penghentian kekerasan di seluruh Myanmar," kata Matheou.

Palang Merah juga sangat prihatin bahwa setelah pertemuan massal dan kekerasan dalam beberapa pekan terakhir, risiko penyebaran Covid-19 terus berlanjut. "IFRC khawatir tentang risiko gelombang mematikan Covid-19 lainnya di Myanmar karena pengujian dan akses ke rumah sakit, atau layanan kesehatan lainnya sangat terbatas," kata Matheou.

Dia mencatat bahwa Palang Merah dan mitranya terus menawarkan dukungan untuk upaya kemanusiaan di saat kritis. IFRC adalah jaringan kemanusiaan terbesar di dunia, yang terdiri dari 192 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional.

sumber : Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement