Senin 08 Mar 2021 19:26 WIB

Dampak Selalu Minum Obat Saat Migrain

Bahaya terlalu sering minum obat migrain.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Muhammad Hafil
Dampak Selalu Minum Obat Saat Migrain. Foto:  Sakit kepala (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Dampak Selalu Minum Obat Saat Migrain. Foto: Sakit kepala (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terlalu sering minum obat migrain ketika migrain menyerang, mungkin bisa meredakannya tapi justru bisa memperparah keadaan jika dikonsumsi terus menerus. Layaknya mengkonsumsi obat-obatan terlarang, konsumsi obat migrain terus menerus sangat tidak baik untuk kepala.

Sebuah studi menunjukkan, orang dengan migrain kronis akan terus mengalami migrain secara berulang dan kian parah, apabila mengkonsumsi ganja. Meskipun kaitan itu telah ditemukan, tetapi pemicu migrain muncul berulang masih belum bisa dipastikan.

Baca Juga

Sakit kepala berulang juga dikenal sebagai sakit kepala akibat penggunaan obat-obatan (MOH). Ini terjadi ketika seseorang yang sudah memiliki gangguan sakit kepala, seperti migrain kronis, mengalami sakit kepala jenis baru atau sakit kepala yang sudah ada, secara signifikan memburuk dari waktu ke waktu.

Menurut International Classification of Headache Disorders (ICHD 3), meminum obat sakit kepala terlalu sering, termasuk juga salah satu hal berbahaya.

Menurut Harvard Health, diagnosis sakit kepala berulang biasanya terjadi karena seseorang secara teratur menggunakan satu atau lebih obat secara berlebihan, untuk mengobati sakit kepala mereka selama lebih dari tiga bulan. Itu berarti meminum obat penghilang rasa sakit atau antimigrain lebih dari dua atau tiga hari sepekan.

Sakit kepala berulang biasanya sembuh, jika pasien berhenti menggunakan obat secara berlebihan.

“Sakit kepala ini mempengaruhi sekitar 1-3 persen orang pada populasi umum, dan hampir sepertiga dari pasien yang mencari pengobatan untuk sakit kepala di klinik khusus, seperti Pusat Sakit Kepala Stanford,” ujar penulis studi Dr Niushen Zhang, asisten profesor klinis dan direktur Program Beasiswa Sakit Kepala di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford.

Sekarang, dalam studi baru mereka, Zhang dan rekannya menemukan bahwa orang dengan migrain kronis muncul enam kali lebih mungkin untuk mengalami sakit kepala berulang jika mereka menggunakan ganja, dibandingkan dengan pasien migrain yang tidak menggunakan obat-obatan terlarang itu.

Para ilmuwan akan mempresentasikan penelitian yang belum dipublikasikan sebelumnya, pada Pertemuan Tahunan ke-73 American Academy of Neurology yang akan diadakan secara virtual April mendatang.

"Studi ini menunjukkan, ada semacam hubungan antara penggunaan ganja dan sakit kepala akibat penggunaan obat yang berlebihan pada orang dengan migrain kronis," kata Zhang.

Penelitian di masa depan akan diperlukan untuk menentukan apakah ganja berkontribusi pada munculnya sakit kepala berulang, dan jika benar, apa artinya bagi mereka yang menderita migrain kronis.

“Untuk saat ini, masih terlalu dini untuk memberikan rekomendasi klinis berdasarkan temuan saat ini,” tambah Zhang.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement