REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isra Miraj termasuk salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Peristiwa Isra Miraj ini diperingati umat Islam setiap 27 Rajab dalam kalender Hijriyah, yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 11 Maret 2021.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani mengatakan, Isra Miraj merupakan peristiwa penting dan penuh makna bagi umat Islam. Dalam memontum Isra Miraj di tengah pandemi Covid-19 ini, dia pun mengimbau kepada umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.
“Dengan Isra Miraj di musim pandemi ini, umat harus meningkatkan ketakwaaan, iman, dan mewujudkannya dengan akhlak yang mulia,” ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (11/3).
Menurut dia, Isra Miraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT ke Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh. Dalam perjalanan ini, Rasulullah menerima perintah sholat lima waktu setiap hari.
“Komunikasinya Rasulullah kepada Allah itu diberikan oleh-oleh untuk nabi dan umatnya agar shalat lima waktu. Maka, jagalah shalat di tengah pandemi ini dan meningkatkan bagiamana caranya khusyu’,” ucapnya.
Miraj adalah pencapaian spiritual menuju Sidratul Muntaha, tempat atau maqam paling tinggi di langit. Menurut Kiai Manan, Miraj merupakan pertemuan nabi sebagai hamba kepada Sang Pencipta.
“Dalam konteks ini, maka manusia harus selalu komunikasi dengan Tuhannya dalam berbagai hal, termasuk dalam situasi Covid-19 ini,” katanya.
Kiai Manan menambahkan, cobaan yang diberikan kepada Nabi Muhammad sebelum Isra Miraj juga merupakan ujian untuk meningkatkan keimanan. Dalam konteks pandemi Covid-19 ini, menurut dia, sebaiknya juga dimaknai sebagai cobaan untuk meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah.
“Pandemi Covid-19 ini hakikatnya juga ujian dari Allah, cobaan dari Allah. Karena itu, berlindungnya harus kepada Allah,” jelasnya.