REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, menargetkan, sebanyak 18.300 guru dari tingkat SD hingga SMA/SMK sudah divaksin sebelum proses belajar mengajar secara tatap muka digelar pada Juli nanti. Hal ini dinilai penting untuk melindungi guru dari kemungkinan paparan Covid-19.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Cianjur Himam Haris mengatakan, hingga saat ini sudah 3.000 guru di Cianjur yang mendapatkan vaksinasi. Sedangkan sisanya sebanyak 15.300 orang guru akan mendapatkan vaksinasi selanjutnya dalam beberapa hari ke depan.
"Tercatat dari 18.300 orang guru di Cianjur, di antaranya guru SD sebanyak 11.000 orang, guru SMP 4.300 orang dan 3.000 orang SMA/SMK dari sekolah negeri dan swasta, termasuk guru honorer," kata dia di Cianjur, Kamis (11/3).
Haris menjelaskan, untuk guru di luar Kecamatan Cianjur, akan menjalani vaksinasi secara serentak di masing-masing puskesmas setempat, sehingga saat dimulainya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka bulan Juli, seluruh guru di Cianjur dipastikan sudah disuntik vaksin.
Hal tersebut, kata dia, sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus corona jenis baru dan sebagai upaya memberikan kekebalan bagi tenaga pendidik saat menjalankan tugasnya. "Kami berharap semua guru mendapatkan vaksinasi dan tidak ada yang menolak untuk divaksinasi karena untuk kekebalan tubuh mereka dari virus berbahaya," katanya.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, setelah vaksinasi tahap tiga tuntas dilakukan, pihaknya berharap seluruh wilayah di Cianjur kembali ke zona hijau dan bebas dari virus corona, sehingga berbagai upaya pemulihan, termasuk sekolah tatap muka akan digelar.
"Kasihan anak didik yang baru masuk, saya mendapat laporan masih banyak yang belum bisa membaca dan berhitung karena selama ini menjalani pendidikan secara online, kami berharap rencana KBM tatap muka dapat digelar pada bulan Juli," katanya.