REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memastikan sampai saat ini vaksin Covid-19 produksi Inggris, AstraZeneca, aman untuk digunakan. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengutip pernyataan yang lebih dulu disampaikan Regulator Obat Uni Eropa (EMA), Kamis (11/3) kemarin, bahwa sampai saat ini tidak ditemukan adanya indikasi vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah.
Pernyataan Wiku ini merespons keputusan sejumlah negara di Eropa untuk menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena adanya dugaan muncul kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) berupa pembekuan darah. Terakhir, penggunaan vaksin AstraZeneca selama dua minggu ada laporan kasus pembekuan darah di Denmark, termasuk satu kematian pada Kamis (11/3).
"Pemerintah terus mengikuti perkembangan isu vaksin AstraZeneca. Namun, prinsipnya vaksin AstraZeneca yang sudah ada di Indonesia aman untuk digunakan. Sesuai pernyataan EMA, tidak ada indikasi bahwa vaksinasi AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah," ujar Wiku dalam keterangan pers, Jumat (12/3).
Selain itu, Wiku kembali mengutip pernyataan EMA bahwa temuan kasus pembekuan darah pada penerima vaksinasi tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca. Bahkan, faktanya, kata Wiku, lebih dari 10 juta dosis vaksin AstraZeneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena.
"Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kejadian sejenis ini secara signifikan lebih rendah pada penerima suntikan vaksin dibanding angka kejadian pada masyarakat umum," ujar Wiku.
Kendati tetap mengacu pada bukti ilmiah bahwa vaksin AstraZeneca masih aman untuk digunakan, Wiku memastikan bahwa pemerintah terus memantau seluruh temuan KIPI terhadap seluruh penerima vaksinasi di Indonesia. Termasuk, apabila nanti vaksin AstraZeneca digunakan.
"Ke depan, penggunaan vaksin AstraZeneca ini akan terus dipantau sehingga jika terdapat KIPI dapat segera diambil langkah penanganan yang sesuai," katanya.
Sampai hari ini vaksin AstraZeneca belum disuntikkan kepada masyarakat Indonesia, meski sebanyak 1,1 juta dosis produk tersebut telah tiba pada awal pekan ini. Wiku menjamin, seluruh proses vaksinasi diawasi dengan ketat oleh fasilitas kesehatan penyelenggara vaksinasi dan temuan KIPI dipantau oleh Komnas KIP dan Kementerian Kesehatan.