Senin 15 Mar 2021 21:35 WIB

Ilmuwan Hong Kong Kembangkan Alat Deteksi Dini Autisme

Alat berupa pemindai retina itu disebut sudah diuji dan akan dikomersilkan tahun ini.

Mata anak. Ilustrasi
Foto: Google
Mata anak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Seorang ilmuwan Hong Kong telah mengembangkan sebuah metode penggunaan pemelajaran mesin dan kecerdasan buatan untuk memindai retina anak-anak guna mendeteksi autisme dini atau risiko autisme. Ia berharap mengembangkan produknya secara komersil tahun ini.

Profesor di Universitas China di Hong Kong Benny Zee mengatakan metode itu dapat memindai retina anak-anak. Pemindaian tersebut menurutnya dapat membantu memperbaiki deteksi dini dan hasil perawatan bagi anak-anak.

"Pentingnya intervensi dini adalah karena mereka masih bertumbuh, mereka masih berkembang. Jadi terdapat kesempatan lebih besar untuk sukses," kata Zee.

Metodenya menggunakan kamera resolusi tinggi dengan perangkat lunak komputer baru yang menganalisa kombinasi berbagai faktor termasuk lapisan fiber dan pembuluh darah di dalam mata. Teknologi itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang berada di bawah risiko autisme dan untuk memasukkan mereka ke program pengobatan lebih cepat, kata Zee.

Tujuh puluh anak-anak telah dites menggunakan teknologi tersebut, 46 dengan autisme dan sebuah grup kontrol berisi 24 anak. Teknologi itu mampu mengidentifikasi anak-anak dengan 95,7 persen autisme pada saat itu. Rata-rata usia yang dites adalah 13 tahun dengan yang termuda berusia 6 tahun.

Penemuan Zee telah dipublikasikan di jurnal medis yang ditelaah sejawat EClinicalMedicine. Para spesialis autisme menyambut baik penemuannya, namun mengatakan masih ada stigma yang begitu besar, terutama dengan para orang tua yang kerap ragu untuk mempercayai bahwa anaknya memiliki autisme meski terdapat tanda-tanda yang jelas.

"Kebanyakan, orangtua akan menolak pada awalnya," kata Dr Caleb Knight yang mengoperasikan sebuah pusat terapi autisme swasta.

"Jika ada tes medis atau penanda biologis seperti ini, mungkin dapat memfasilitasi orang tua untuk tidak telalu lama menolak sehingga anak dapat mendapatkan perawatan dengan lebih cepat."

Anak-anak dengan autisme harus menunggu sekitar 80 pekan untuk menemui spesialis di sektor medis publik, menurut pernyataan melalui e-mail dari otoritas Hong Kong. Zee mengatakan pada Reuters bahwa risetnya ditujukan untuk menjadi alat pendukung bagi penilaian profesional yang diizinkan oleh para profesional di bidang kesehatan.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement