REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) buatan Iran tengah memasuki fase uji klinis tahap kedua. Menurut manajer di Clinical Trial Center di TUMC, Hamed Hosseini tahap kedua uji klinis untuk vaksin COVID-19 bernama COVIran Barakat.
Vaksin ini dikembangkan oleh Kantor Eksekutif Ordo Imam Khomeini. Uji klinis dimulai pada Senin (15/3).
Hosseini menyebut bahwa COVIran telah menerima ilsensi yang diperlukan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Iran (Food and Drug Administration of Iran National Committee for Ethics) dalam penelitian biomedis untuk memulai tahapan uji klinis kali ini. Uji coba tahap pertama telah dilakukan pada awal Januari.
Dilansir kantor berita IRNA dalam uji coba tahap pertama COVIran, terdapat sebanyak 56 relawan berusia antara 18 hingga 50 tahun. Seluruh peserta telah menerima dua dosis vaksin COVID-19.
Pengumpulan sampel darah dari sukarelawan di uji coba tahap pertama telah selesai pada pekan lalu. Laporan akhir terkait pengujian ini juga sudah diserahkan ke Kementerian Kesehatan Iran.
Menurut laporan, dua dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Tehran, yaitu Moradvand seorang dokter spesialis jantung dan Rasoulinejad, spesialis penyakit menular akan secara sukarela menerima vaksinasi dengan menggunakan COVIran untuk memulai uji klinis fase kedua dan ketiga.
Baca juga : Wagub Jabar Temui Remaja Kecanduan Game di RSJ Jabar