REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sa'ad Ibn Rabiah adalah seorang Anshar di Madinah yang kaya raya di masanya. Sa'ad dipersaudarakan oleh Rasulullah SAW dengan Abdurrahman bin Auf seorang Muhajirin dari Makkah saat awal-awal hijrah dari Makkah ke Madinah.
Dikisahkan Rafy Sapuri dalam bukunya Kisah-Kisah Teladan, suatu ketika Sa'ad berkata kepada Abdurrahman.
"Aku adalah orang terkaya dari kaum Anshar. Aku akan membagi separuh hartaku kepadamu. Aku juga memiliki dua Istri maka pilihlah mana yang paling menarik untukmu di antara keduanya. Sebutkan namanya, maka aku akan menalaknya. Jika Idahnya sudah habis, nikahilah dia," katanya.
Tawaran itu itu di tolak dengan lembut oleh Abdurrahman. Ia berkata.
"Semoga Allah memberkahimu atas keluarga dan hartamu," katanya.
Abdurrahman tak memanfaatkan tawaran istimewa itu dengan menerimanya tanpa kerja keras. Ia malah meminta tunjukan di mana lokasi pasar.
"Cukuplah engkau tunjukkan kepadaku di manakah pasar kalian berada," katanya.
Lalu kaum Anshar menunjukkan kepada Abdurrahman pasar Bani Qainuqa. Begitulah, akhirnya Abdurrahman selalu kembali dari pasar itu dengan membawa keuntungan dari berjualan minyak samin dan keju.
"Sungguh, rasa kesetiakawanan yang dimiliki kaum Anshar begitu mengagumkan," kata Rafy.
Menurutnya, sulit mencari bandingannya dalam lembaran-lembaran sejarah manapun bahwa akan ada solidaritas persahabatan dan kebersamaan seperti yang kaum Anshar lakukan. Bahkan, atas semua yang telah diberikan, mereka tidak menuntut kembal.
"Hal itu terbukti saat pasukan Rasulullah SAW berhasil mengusir bani Nadhir dari Madinah tetapi kaum Anshar tidak mendapat bagian dari rampasan perang sedikitpun," katanya.