Selasa 23 Mar 2021 10:00 WIB

Babak Baru Sang Dewa Kipas

Bukan puja puji yang didapat Dewa Kipas usai menaklukkan GothamChess.

Dadang Subur alias Dewa Kipas saat menghadapi GM Irene Kharisma Sukandar.
Foto: Youtube Deddy Corbuzier
Dadang Subur alias Dewa Kipas saat menghadapi GM Irene Kharisma Sukandar.

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Reja Irfa Widodo

Ini bukan pendekar dari gunung turun, ujug-ujug jago. Ini bukan komik. Saya sendiri untuk jadi grandmaster, butuh sembilan tahun, ada pelatihan. Dengan grafik permainan dia, harusnya dia jadi juara dunia.

Baca Juga

(GM Irene Kharisma Sukandar).

Nama Dewa Kipas alias Dadang Subur mendadak menggema begitu keras di dunia percaturan. Dadang --yang bukan siapa-siapa di dunia catur-- mengalahkan master catur internasional Amerika Serikat (AS), Levy Rozman alias GothamChess dalam duel di chess.com.

Bukan puja puji yang diraih sang Dewa Kipas usai menaklukkan GothamChess. Ia malah dicaci maki, diteriaki curang, dan akun Dewa Kipas di chess.com pun ditutup.

Netizen Indonesia pun berontak, melawan 'ketidakdilan' ini. Levy Rozman jadi objek serangan. Juga chess.com. 

Levy berdalih ditutupnya akun Dewa Kipas bukan karena dia kalah dan memerintahkan fansnya untuk melaporkan ke chess.com. 

"Jika melihat rekam jejaknya, akun itu menang 27 kali berturut-turut dan akurasinya, 98,99,97. Tidak ada pemain catur yang bisa melakukan hal itu," kata Levy alias GothamChess.

Dan tiba-tiba saja dunia catur Indonesia bergairah keras, meski dengan cara yang sangat unik dan aneh. 

Momentum unik dan aneh ini yang kemudian dimanfaatkan Youtuber Deddy Corbuzier untuk memanggungkan Dewa Kipas versus GM Irene Kharisma Sukandar. Irene adalah pecatur pertama Indonesia yang meraih Grand Master Internasional Wanita (GMWI). 

Baca juga : Habiskan Dana Rp 983 M, Riza: Formula E Masih Menguntungkan

Sejak kecil Irene sudah mengikuti kejuaraan catur nasional dan internasional. Beragam gelar dan juara pun sudah dia rebut.

Digelarlah Pertandingan Persahabatan GM Irene Sukandar versus Dewa Kipas dengan promotor dan inisiator Deddy Corbuzier pada 22 Maret 2021. Gala big match ini pun disiarkan live di Youtube Deddy Corbuzier.

Hadiahnya pun dahsyat: Rp 200 juta untuk pemenang dan Rp 100 juta untuk yang kalah. Kalah atau menang tetap bikin bahagia.

Disaksikan sampai 1,25 juta penonton, GM Irene pun sukses memenangkan dwitarung catur ini. Irene mengalahkan Dewa Kipas dengan skor 3-0 dari empat babak yang direncanakan.

Dalam pertarungan pertama, menggunakan pertahanan Caro Kann, Dewa Kipas membuat blunder dengan mengorbankan peluncur tanpa kompensasi di babak tengah. Blunder peluncur hitam dimakan menteri putih ini menjadi awal Dewa Kipas menyerah dari Irene.

Di pertandingan babak kedua, memegang bidak putih, Dewa Kipas yang awalnya unggul waktu dan bertarung sengit pada pertengahan, kemudian membuat blunder di pengujung pertandingan. 

Dewa Kipas lebih agresif untuk bisa membalas kekalahan pada babak pertama. GM Irene memilih lebih bertahan dan bersabar. Hingga kedua pecatur telah menyelesaikan empat menit, duel masih berlangsung seimbang. 

Baca juga : Pakar: Persidangan HRS Diskriminatif

Irene sempat terdesak lantaran langkah yang dilakukan Dewa Kipas dengan memajukan pion kuda pada pertengahan babak. Bahkan, dari segi waktu, Dewa Kipas unggul dua menit dari Irene.

Kendati begitu, secara perlahan, Irene bisa bangkit dan berbalik mengancam pion menteri dan peluncur Dewa Kipas. 

Irena juga berbalik unggul satu menit dari segi waktu pikir. Dewa Kipas akhirnya menyerah setelah salah satu peluncurnya dimakan oleh bidak hitam milik Irene.

Di babak ketiga, memegang bidak hitam, Dewa Kipas membuat blunder awal di langkah ke-21 yang membuatnya kalah kualitas karena kehilangan gajah dan benteng ditukar dengan kuda dan gajah. Dewa Kipas akhirnya membuat blunder lagi dan menyerah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement