Jumat 26 Mar 2021 00:45 WIB

Iran Tegaskan Komitmen dengan Kesepakatan Nuklir

Iran meminta mereka yang menandatangani JCPOA juga memenuhi komitmen mereka.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.
Foto: AP/Iranian Revolutionary Guard/Sepa
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepala Staf Presiden Iran Mahmoud Vaezi mengatakan posisi Teheran pada kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) sudah jelas. Iran tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut.

"Pihak penandatangan JCPOA harus memenuhi komitmen mereka, sehingga semuanya kembali normal," kata Vaezi seperti dikutip Trend dari kantor berita Iran, IRNA, Kamis (25/3).

Baca Juga

"Seperti yang sudah Pemimpin Tertinggi dan presiden berulang kali katakan, bila pihak lain mematuhi komitmen JCPOA, maka Iran akan segera kembali ke komitmen tersebut," tambahnya.

Ia mengatakan Iran dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memiliki hubungan baik di masa lalu. Iran siap mengimplementasikan semua komitmen-komitmen yang tercantum di JCPOA.

"Komentar Direktur Jenderal IAEA mengenai tenggat waktu untuk kembali ke JCPOA sebentar lagi tidak ditunjukan pada Iran, tapi pada negara-negara yang menarik diri dari kesepakatan itu dan tidak mematuhi komitmen mereka," kata Vaezi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement