REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Menteri Luar Negeri Libya Najla al-Mangoush pada Kamis (25/3) menyerukan pengiriman semua pasukan asing dan tentara bayaran dari negara itu.
"Kami menegaskan kembali perlunya pengiriman segera semua tentara bayaran dari Libya," kata al-Mangoush dalam konferensi pers bersama di Tripoli dengan sejawatnya dari Prancis, Jerman, dan Italia.
Menlu Libya menyerukan percepatan pengembalian kedutaan dan misi asing di Libya, dan memfasilitasi penerbitan visa untuk warga Libya.
"Stabilitas Libya berdampak positif pada semua negara tetangga, termasuk Eropa," kata al-Mangoush.
Pada 15 Maret, pemerintah persatuan baru Libya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibeh dilantik oleh Parlemen Libya. Rakyat Libya berharap pemerintah baru akan mengakhiri perang saudara selama bertahun-tahun yang melanda negara itu sejak penggulingan Muammar al-Qaddafi pada 2011.
Perang diperparah ketika jenderal Khalifa Haftar, yang didukung oleh beberapa negara, termasuk Uni Emirat Arab, Mesir, Rusia, dan Prancis, melakukan serangan militer untuk menggulingkan pemerintah yang berbasis di Tripoli yang diakui secara internasional untuk menguasai negara Afrika Utara itu.