REPUBLIKA.CO.ID, Pengacara kondang dan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Ahmad Yani, mengatakan salah alamat bila meletakan benda serupa bom di rumahnya dengan maksud meneror.
Selain itu, dia menyatakan adanya ancaman bom ini sama sekali tidak membuatnya takut atau jeri.
"Memang di depan pagar rumah saya di komplek Cipinang Indah Jakarta Timur ada bungkusan serupa bom. Di dalamnya ada jam, rangkaian kabel, dan lainnya. Ya mirip bom memang. Tapi biar saja. Di kira saya takut dengan aksi itu. Saya menyakini hanya teros saja,'' kata Ahmad Yani, kepada Republika, Jumat malam, (26/3).
Menurut Yani, dirinya memang tidak takut akan dugaan aksi teror itu. Namun dia mengaku malah kasihan kepada tetangganya sebab bisa membuat mereka ketakutan.
''Itu yang membuat saya resah. Bukan soal saya yang takut, tapi saya khawatirkan tetangga saya malah terteror,'' ujarnya.
Yani menilai sepertinya aksi teror ini merupakan kelanjutan dari aksi teror kepadanya sepakan silam. Kala itu handphone di hacker pihak yang tak dikenal. Mereka menyebarkan pesan di Wattaps bahwa saya butuh uang.
''Mereka sebar WA seolah saya butuh uang. Dan teman-teman saya ada yang memberi transfer kepadanya. Ada yang memberi sampai 26 juta, Rp 6 juta, dan Rp 4 juta. Kasihan sekali teman saya itu. Seolah saya miskin banget sampai harus meminta-minta,'' katanya.
Tak hanya itu, Yani mengatakan, para koleganya di DPR juga banyak mendapat WA permintaan uang tersebut. Untung saja mereka tak gampang percaya. Begitu mendapat pesan minta uang, mereka langsung hubungi balik dirinya untuk memastikannya.
''Teman-teman di DPR begitu dapat pesan dari WA saya yang kena 'hack' itu langsung telepon balik. Makanya mereka gak kirim uang dan karena memang tak percaya,'' tegasnya.
Yani mengakui sebagai politisi yang bisa dibilang pihak oposan dia maklum atas berbagai teror itu. Apalagi dia berprofesi sebagai pengacara. Maka bagi dia teror itu hal biasa.
''Saya sudah terbiasa. Biar saja teror saya. Dan itu tak akan membuat saya takut,'' tegas Ahmad Yani.