Jumat 26 Mar 2021 18:20 WIB

Ahmad Yani: Teror Bom ke Saya Salah Alamat

Teror bom anggota Koalisi Akmi Menyelematkan Indonesia (KAMI).

REPUBLIKA.CO.ID, Pengacara kondang dan aktivis  Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Ahmad Yani, mengatakan salah alamat bila meletakan benda serupa bom di rumahnya dengan maksud meneror. Sebab, pihaknya sama sekali tidak takut akan adanya teror.

'Memang di depan pagar rumah saya di komplek Cipinang Indah Jakarta Timur ada bungkusan serupa bom. Di dalamnya ada jam, rangkaian kabel, dan lainnya. Ya mirip bom memang. Tapi biar saja. Di kira saya takut dengan aksi itu. Saya menyakini hanya teros saja,'' kata Ahmad Yani, kepada Republika, Jumat (26/3).

Menurut Yani, dirinya memang tidak takut akan dugaan aksi teror itu. Namun dia mengaku malah kasihan kepada tetangganya sebab bisa membuat mereka ketakutan.

''Itu yang membuat saya resah. Bukan soal saya yang takut, tapi saya khawatirkan tetangga saya malah terteror,'' ujarnya.

Yani menilai sepertinya aksi teror ini merupakan kelanjutan dari aksi teror kepadanya sepakan silam. Kala itu handphone di hacker pihak yang tak dikenal. Mereka menyebarkan pesan di Wattaps bahwa saya butuh uang.

''Mereka sebar WA seolah saya butuh uang. Dan teman-teman saya ada yang memberi transfer kepadanya. Ada yang memberi sampai 26 juta, Rp 6 juta, dan Rp 4 juta. Kasihan sekalai teman saya itu. Seolah saya miskin banget sampai harus meminta-minta,'' katanya.

Tak hanya itu, Yani mengatakn, para koleganya di DPR juga banyak mendapat WA permintaan uang tersebut. Untung saja mereka tak gampang percaya. Begitu mendapat pesan minta uang, mereka langsung hubungi balik dirinya untuk memastikannya.

''Temann-teman di DPR begitu dapat pesan dari WA saya yang kena 'hack' itu langsung telepon balik. Makanya mereka gak kirim uang dan karena memang tak percaya,'' tegasnya.

Yani mengakui sebagai politisi yang bisa dibilang pihak oposan dia maklum atas berbagai teror itu. Apalagi dia berprofesi sebagai pengacara. Maka bagi dia teror itu hal biasa.

''Saya sudah terbiasa. Biar saja teror saya. Dan itu tak akan membuat saya takut,'' tegas Ahmad Yani.

Seperti diketahui, tadi pagi sebuah benda mencurigakan yang diduga bom ditemukan kepolisian di Perumahan Cipinang Indah, Jakarta Timur pada Jumat (26/3). Penemuan benda diduga bom tersebut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus.

"Memang tim Gegana lagi di TKP di daerah Jalan Camar Pondok Bambu Cipinang Duren Sawit yang kita ketahui sekitar pukul setengah 7 pagi saksinya MA atau Muhammad Arif, ada sebuah rumah inisialnya Y," ujar Yusri saat dikonfirmasi, Jumat (26/3).

Adapun kronologis penemuan benda tersebut berawal ketika MA akan membuang sampah lalu melihat tas warna hitam yang tergantung di pagar rumah majikannya. Kemudian karena curiga ia memanggil security. Tas itu lalu dibuka dan ditaruh di depan pinggir jalan. Di dalam bungkusan itu terdapat benda yang menyerupai bom rakitan lengkap dengan jam weker.

"Security lalu menghubungi Polsek Duren Sawit dan Kapolres menuju TKP cek langsung benda diduga bom tersebut. Sehingga ada kecurigaan, ada dugaan. Seperti itu, lalu kapolres hubungi Brimob sehingga turun Gegana," jelas Yusri.

Saat ini, lanjut Yusri, tim Gegana sedang bekerja untuk mengamankan benda tersebut. Nantinya dibawa dengan satu kendaraan taktis khusus bom untuk dibawa ke Mako Brimob untuk dicek. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari tim Gegana dalam proses pengecekan apakah benar bom atau bukan.

"Yang bisa memastikan orang yang ahli yang di sini adalah Gegana dari penjinak bom nanti dicek atau itu rakitan bom asli atau cuman barang-barang yang lain. Nanti dicek hasilnya seperti apa kita sampaikan," terang Yusri.

Sementara untuk pelakunya, menurut Yusri, pihak kepolisian akan melakukan pengejaran dan pendalaman dengan memeriksa sejumlah saksi. Namun, yang diutamakan, kata Yusri, bagaimana mengamankan benda yang diduga bom tersebut.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement