REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bos tim Mercedes Toto Wolff pada Jumat (26/3) mengaku mengantisipasi pertarungan ketat dengan tim rival Red Bull di Grand Prix Bahrain, yang menjadi seri pembuka musim Formula 1 (F1) 2021, Ahad (28/3). Pria asal Austria itu berharap perbaikan yang dilakukan terhadap mobil 2021 Mercedes mampu menempatkan mereka di posisi yang baik pada sesi latihan bebas pembuka Jumat.
Namun, sebaliknya justru pembalap Red Bull Max Verstappen yang mendominasi kedua sesi latihan. Tahun ini durasinya dipotong menjadi masing-masing 60 menit dari sebelumnya 90 menit.
Juara bertahan Lewis Hamilton hanya mampu finis ketiga tercepat di kondisi trek yang panas, kering dan berangin di Sirkuit Internasional Bahrain. Ia kalah dari Verstappen dan bahkan juga oleh Lando Norris yang menggunakan McLaren bertenaga mesin Mercedes.
"Malam tiba dan kondisinya tidak menguntungkan kami," kata Wolff setelah sesi FP2 pada Jumat petang seperti dikutip AFP.
Ia mengatakan, ini pertarungan sengit yang sebenarnya. Menurutnya, ketika tim mencetak waktu putaran tercepat dan bahkan di jangka panjang, sangat mungkin setiap kilogram bahan bakar yang dibawa bisa memiliki dampak yang sangat besar. Jadi, ia mengaku tidak benar-benar tahu.
"Kami lebih baik di sini ketimbang ketika tes (pramusim), tapi saya tidak akan tahu di mana menempatkan kami ketika melawan Red Bull," kata pria yang telah memimpin Mercedes meraih tujuh gelar juara konstruktor dan pembalap secara beruntun.
Hamilton mengakui Red Bull memiliki kecepatan yang lebih baik. Ia khawatir dengan kondisi berangin yang diprediksi untuk akhir pekan ini. Sedangkan rekan satu timnya, Valtteri Bottas, yang finis kelima, mendapati mobil W12 Mercedes susah dikendarai hari itu.
Mercedes akan berupaya mempertahankan supremasi mereka ketika regulasi tahun ini didesain untuk mengurangi downforce dan membuat mobil lebih lamban dan aman. Bagi Mercedes, perubahan regulasi aerodinamika itu, yang menyederhanakan bagian lantai mobil di depan ban belakang, menyebabkan mereka kehilangan banyak performa.