REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yunahar Ilyas
Pascapemboikotan, orang-orang kafir Quraisy tidak berhenti menekan Nabi dan orang-orang yang beriman, mereka tetap saja menghalang-halangi kaum Muslimin dari jalan Allah. Sementara itu, fisik Abu Thalib yang sudah berumur 80 tahun semakin lemah, apalagi setelah mengalami penderitaan hampir tiga tahun selama masa pemboikotan.
Orang-orang kafir Qurasy khawatir, urusan dengan Muhammad belum selesai sementara Abu Thalib meninggal. Mereka tidak ingin bangsa Arab menilai mereka baru berani dengan Muhammad setelah pamannya meninggal dunia.
Oleh sebab itu mereka sepakat membicarakannya kembali dengan Abu Thalib. Di samping itu mereka juga ingin memperbaiki hubungan dengan Abu Thalib yang sudah uzur dan semakin lemah setelah pemboikotan.
Mereka tidak ingin Bangsa Arab mengatakan Abu Thalib meninggal karena penderitaan setelah diboikot oleh kaumnya sendiri. Lima orang tokoh Quraisy ditunjuk menemui Abu Thalib.
Mereka adalah Utbah ibn Rabi’ah, Syaibah ibn Rabi’ah, Abu Jahal ibn Hisyam, Umayyah ibn Khalaf dan Abu Sufyan ibn Harb. Mereka berlima didampingi oleh rombongan besar, total semua termasuk lima tokoh tersebut berjumlah 25 orang.