REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia diperkirakan mengalami penurunan tingkat vaksinasi Covid-19 bulan depan karena India menunda pengiriman vaksin AstraZeneca. India diketahui telah menahan sementara semua ekspor utama vaksin virus corona AstraZeneca.
Reuters melaporkan pekan ini, bahwa vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India (SII) memperioritaskan permintaan domestik karena infeksi meningkat. Langkah penundaan India ini pun bakal memperngaruhi rantai pasokan berbagi vaksin dari vaksin multilateral dalam kerangka Covax yang didukung GAVI/WHO.
Fasilitas itu merupakan gotong royong vaksin di mana 64 negara berpenghasilan rendah termasuk Indonesia diharapkan menadapatkan dosis vaksin dari SII. Indonesia sebagai negara yang mengalami salah satu wabah virus corona terparah di Asia, dijadwalkan menerima 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui program Covax pada 22 Maret. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers juga mengatakan, 7,8 juta dosis vaksin bulan depan akan disuntikkan.
"Ini pasti akan berpengaruh (proses vaksinasi) karena pada April kita baru mendapat sekitar 7 juta dosis dari Sinovac," kata Budi mengacu pada produsen vaksin saingan China yang juga sudah memasok ke Indonesia seperti dilansir Reuters, Ahad (28/3).
RI menyuntikkan sekitar 500 ribu dosis per hari, sehingga pasokan untuk April akan digunakan dalam waktu sekitar dua pekan.
Indoneisa pun telah menerima 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui fasilitas Covax dan mulai diluncurkan pekan ini. Negara terbesar di Asia Tenggara ini meluncurkan program vaksinasi Covid-19 pada Januari dan menargetkan mencapai 181,5 juta orang dalam setahun.
Hingga Sabtu (27/3), sekitar 3,2 juta orang telah divaksinasi penuh. Sekitar 1,49 juta orang telah terinfeksi di Indonesia sejak awal pandemi dan lebih dari 40.000 tewas.
"Kami masih melobi GAVI dengan harapan mendapatkan dosis kecil dari AstraZeneca di bulan April," kata Budi. Dia mengatakan, GAVI, aliansi negara, perusahaan, dan badan amal yang mempromosikan vaksinasi telah mengindikasikan kepada pemerintah bahwa pengiriman dapar dilanjutkan pada Mei, meski belum pasti.