REPUBLIKA.CO.ID, KASSEL – Para simpatisan kelompok teroris PYD/PKK menyerang masjid Turki dan pusat budaya di Kassel, Jerman, pada Sabtu (27/3). Mereka menulis kata-kata yang menghina dan mengancam di dinding Pusat Kebudyaan Muhsin Yazıcıoğlu dan Masjid Yunus Emre. Saat ini, kepolisian Kassel tengah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan.
“Kami mengutuk serangan keji terhadap masjid dan pusat budaya kami ini. Kami menuntut pihak berwenang Jerman menemukan pihak yang bertanggung jawab secepat mungkin. Tindakan terkutuk ini tidak akan pernah merusak persatuan kami,” kata Organisasi Pemuda dari Partai Persatuan Besar Turki (BBP), Alperen Hearths yang memiliki kedua tempat tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dilansir Daily Sabah, Senin (29/3), serangan terhadap masjid menjadi semakin sering terjadi di Jerman. Pada 2019, 184 tercatat dengan rata-rata terjadi setiap hari. Baru-baru ini, pada Sabtu malam, dua orang tak dikenal menempatkan kepala babi di pintu Masjid Fatih Persatuan Islam Turki (DITIB) di kota Vaihingen, Jerman selatan.
PKK yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa telah melancarkan kampanye teror terhadap Turki selama 40 tahun. Kelompok itu bertanggung jawab atas kematian hampir 40 ribu orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Terlepas dari statusnya sebagai organisasi teroris internasional yang ditunjuk, PKK menikmati kebebasan relatif di kota-kota Eropa dan memiliki kehadiran yang kuat di Jerman. Pendukung PKK telah diizinkan untuk mengadakan aksi unjuk rasa, merekrut militant, dan mengumpulkan dana di Jerman.
Jerman merupakan rumah bagi sekitar lima juta orang asal Turki, termasuk Kurdi. PKK telah dilarang di Jerman sejak 1993 tapi masih aktif dengan hampir 14 ribu pengikut di antara populasi imigran Kurdi di Jerman.