REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pada 30 Maret 1981, Presiden Amerika Serikat (AS) Ronald Reagan ditembak. Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan dari jarak dekat di Washington.
Seperti dilansir BBC History, presiden kala itu langsung menjalani operasi darurat di Rumah Sakit Universitas George Washington. Namun ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa dia masuk tanpa bantuan.
Laporan awal menyatakan bahwa paru-paru presiden terluka. Lima sampai enam tembakan dilepaskan ketika Presiden Reagen ketika meninggalkan Washington Hilton Hotel tempat dia berpidato di konvensi serikat pekerja, sekitar satu mil dari Gedung Putih.
Tersangka pria yang menembak dari jarak dekat juga melukai Sekretaris Pers Gedung Putih James Brady di kepala. Seorang pejabat Dinas Rahasia dan seorang polisi Washington juga terluka sebelum pria bersenjata itu diamankan oleh polisi.
Tersenyum
Presiden muncul dari hotel sambil tersenyum dan berjalan menuju limusinnya. Ia berputar sejenak untuk menerima panggilan dari pers yang menunggu. Suara tembakan kemudian terdengar sebelum presiden masuk ke dalam limusin anti peluru dan dibawa pergi.
Penyerang diidentifikasikan berusia dua puluhan dan pirang. Dia disematkan ke dinding oleh agen dinas rahasia dan telah ditangkap. Upaya pembunuhan telah mengirimkan gelombang kejutan di seluruh negeri di mana kenangan pembunuhan presiden John F Kennedy tetap hidup.
Presiden Reagan baru menjabat selama 69 hari dan serangan itu membuat jalannya negara dalam kebingungan karena wakil presidennya George Bush saat ini dalam perjalanan kembali dari Texas. Hingga kedatangan Wakil Presiden Bush, tidak jelas siapa yang bertanggung jawab.
Bursa Efek Amerika telah menghentikan perdagangan dan Academy Awards telah ditunda hingga besok malam setelah serangan tersebut.
Presiden awalnya tampaknya telah lolos dari cedera serius, tetapi telah terkena peluru yang memantul saat dia dimasukkan ke dalam limusinnya oleh Agen Dinas Rahasia. Dia dioperasi dan sembuh dengan cepat.
Brady menderita cedera kepala yang parah, dan polisi Thomas Delahanty dan Tim McCarthy dari Secret Service juga terluka. John Hinckley, 25, putra seorang eksekutif industri minyak yang makmur, dituduh mencoba membunuh presiden yang dipicu oleh obsesi terhadap aktris Jodie Foster dan keinginan untuk membuatnya terkesan.
Bulan Juni berikutnya, Hinckley dinyatakan tidak bersalah dengan alasan kegilaan dan dibawa ke rumah sakit. Ronald Reagan memenangkan masa jabatan kedua dengan selisih yang besar hampir empat tahun kemudian. Dia meninggal pada Juni 2004, dalam usia 93 tahun, setelah menderita penyakit Alzheimer selama 10 tahun.