Selasa 30 Mar 2021 18:21 WIB

Ini Langkah Pemkot Bogor Kelola Sampah

Pemkot Bogor sosialisasikan budidaya manggot untuk mengurai sampah organik.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Pemulung beraktivitas di tumpukan sampah dengan saluran pipa di TPA Galuga, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/4).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Pemulung beraktivitas di tumpukan sampah dengan saluran pipa di TPA Galuga, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor memiliki tiga langkah pengelolaan sampah. Yakni dengan mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Galuga di Kabupaten Bogor, memanfaatkan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), dan budidaya ulat maggot pengurai sampah.

“Untuk pengelolaan sampah, kami melakukan pengangkutan, memanfaatkan TPS3R berbasis kewilayahan, dan budidaya maggot,” kata Kepala Bidang Persampahan pada DLH Kota Bogor, Febi Darmawan, Selasa (30/3).

Febi menjelaskan, sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Bogor, setiap harinya diangkut ke TPA Galuga sebanyak 500 hingga 600 ton. Dimana, 60 persen diantara ratusan ton sampah tersebut didominasi oleh sampah organik. Sementara sisanya, merupakan sampah plastik dan sampah anorganik.

“Sampah organik itu mungkin kisarannya 60 persen, sisanya sampah anorganik, sama sampah plastik sekitar 20 persen,” kata Febi.

Sementara itu, lanjutnya, di Kota Bogor sendiri, sudah ada 27 TPS3R berbasis wilayah yang dimanfaatkan. Namun, dari sampah yang diolah di TPS3R masih ada reduksi sampah yang tidak bisa diolah, yang nantinya sisanya dibawa ke TPA Galuga.

“Tapi itu residunya kecil, sekitar 15 persen. Sisanya sudah bisa diolah menjadi kompos, dan sebagainya. Yang plastik dibuang ke Bank Sampah Induk Berbasis Aparatur (Basiba),” tuturnya.

Di samping itu, lanjutnya, DLH Kota Bogor juga tengah mensosialisasikan budidaya maggot kepada masyarakat. Sebab, dari ratusan ton sampah tersebut didominasi oleh sampah organik yang dapat diurai oleh ulat maggot.

Apalagi, 70 persen sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Bogor berasal dari rumah tangga. Sementara 30 sisanya merupakan sampah dari tempat usaha seperti pedagang, penyedia jasa, komersil, dan perkantoran.

“Sekarang kita lagi sosialisasikan budidaya maggot. Karena memang timbunan sampah yang dihasilkan itu paling banyak di Kota Bogor dari sampah organik,” jelas Febi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement