Selasa 30 Mar 2021 22:19 WIB

Harga Sejumlah Jenis Cabai di Kota Sukabumi Naik  

Kenaikan harga cabai di Sukabumi berkisar Rp 2.000-4.000.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Irfan Fitrat
Cabai merah keriting.
Foto: ANTARA/Jojon
Cabai merah keriting.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi terus memantau kondisi harga komoditas pangan. Terlebih menjelang bulan Ramadhan.

Saat ini, dilaporkan harga sejumlah jenis cabai di pasar tradisional wilayah Kota Sukabumi mengalami kenaikan. “Harga cabai merah berbagai jenis naik,” kata Kepala Seksi Pengawasan Barang Strategis Diskumindag Kota Sukabumi, Rifki, Selasa (30/3).

Menurut Rifki, kenaikan harga ini dipengaruhi stok cabai yang menurun, sementara permintaan tetap. Ia mencontohkan, harga cabai merah besar lokal, yang semula Rp 42 ribu per kilogram menjadi Rp 45 ribu. Cabai merah keriting juga harganya naik dari Rp 48 ribu per kilogram menjadi Rp 52 ribu. Selain itu, harga cabai hijau pun naik menjadi Rp 46 ribu per kilogram, dari awalnya Rp 44 ribu.

Komoditas lain yang harganya terpantau naik adalah kacang tanah. Harganya semula Rp 24 ribu per kilogram, dan kini menjadi Rp 25 ribu. Adapun kacang tanah kupas harganya menjadi sekitar Rp 32 ribu per kilogram, dari awalnya Rp 30 ribu.

Sementara harga sejumlah komoditas pangannya dilaporkan relatif stabil. Daging ayam broiler, misalnya, masih dijual dengan harga sekitar Rp 35 ribu-36 ribu per kilogram. Daging sapi juga harganya masih berkisar Rp 120 ribu per kilogram.

Berdasarkan pantauan Diskumindag, harga bawang putih juga masih terbilang stabil, sekitar Rp 24 ribu per kilogram, dan bawang merah sekitar Rp 30 ribu per kilogram.

Begitu pun harga beras. Beras ciherang Cianjur l, misalnya, masih dijual berkisar Rp 11.500 per kilogram. Adapun beras Ciherang Cianjur ll Rp 10 ribu per kilogram, dan beras Ciherang Sukabumi Rp 9.400 per kilogram, Sementara beras premium kelas satu Rp 12 ribu per kilogram. Untuk harga jual terendah beras disebut sekitar Rp 8.500 per kilogram.

Rifki mengatakan, dinasnya akan terus memantau pergerakan harga komoditas pangan dan memastikan ketersediaannya menjelang bulan Ramadhan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement