REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rusdy Nurdiansyah/Wartawan Senior Republika
Cuek 'bebek'. Begitulah kondisi yang terjadi di Kota Depok terkait kritikan banyak parkir liar yang beroperasi di dekat Markas Polres Metro (Mapolrestro) Depok atau di depan kantor Wali Kota Depok. Keberadaan parkir liar yang memakan separuh badan Jalan Margonda Raya itu menyebabkan kemacetan dan pemandangan semerawut, terutama pada pagi hari.
Hal itu sudah berlangsung puluhan tahun sejak 2008. Sudah puluhan kali juga, wartawan mengkritisi hal tersebut. Bahkan, setelah ditulis Republika dan menjadi viral dengan judul Ironi Parkir Liar di Dekat Mapolrestro Depok Dibiarkan pada Senin (29/3), keberadaan parkir liar tersebut masih beroperasi yang juga menggunakan trotoar.
Terlihat parkir didominasi motor, beberapa mobil, yang beberapa di antaranya mobil dinas polisi yang berbagi 'lapak' dengan angkot yang ngetem. Berdasarkan pemantauan Republika, Selasa (30/3), tidak ada penertiban dan penindakan dari petugas.
Justru semakin banyak motor dan mobil yang parkir di pinggir jalan. Bahkan, parkir membuat jalan menuju embatan penyeberangan orang (JPO) terhalang banyaknya motor yang parkir. Padahal, di lokasi tersebut terdapat rambu larangan parkir dan juga alat kamera pemantau pelanggaran laluli ntas serta alat sistem electronic traffic law enforcement (ETLE) atau tilang elektronik di depan kantor Wali Kota Depok.
Informasi yang diperoleh Republika, motor-motor dan mobil yang parkir sebagian besar pengunjung yang hendak ke Mapolrestro Depok, karena halaman parkir di kantor polisi idak memandai. Selain itu, kendaraan itu milik pengunjung kantor Bank BRI dan Bank BTPN di Jalan Margonda.
"Itu hanya parkir musiman, membeludak karena banyak masyarakat saat ini sedang membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) untuk syarat lamaran kerja. Saat ini sedang ada penerimaan CPNS dan pendaftaran calon polisi. Jadi, memang halaman parkir Mapolresto Depok sudah tidak muat," ujar seorang perwira intel Polrestro Depok yang tak bersedia disebutkan namanya.
Saat Republika menginformasikan masih beroperasinya parkir liar tersebut, Polrestro Depok mengucapkan terima kasih dan siap mencari solusi bersama. "Terima kasih infonya. Kami akan segera cari solusinya," kata Kasubag Humas Polrestro Depok, AKP Elly Padiansa.
Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mengaku, prihatin dengan keberadaan parkir liar yang ada di pusat kota tersebut. "Semoga kita bisa selesaikan bersama. Mohon dukungannya," ucap Imam.
Keberadaan parkir liar tersebut mestinya tidak perlu terjadi jika ada komunikasi dan koordinasi Pemkot Depok dengan pihak perkantoran di lokasi tersebut untuk juga diperbolehkan parkir di halaman parkir di gedung-gedung perkantoran yang ada di lokasi tersebut, seperti di halaman parkir BJB dan Zamzam Boarding School serta di RS Mitra Keluarga Depok.
"Ya, kami sedang melakukan pendekatan ke pihak-pihak terkait, terutama dengan pihak Mapolrestro Depok dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok. Kami juga mengimbau masyarakat untuk parkir di gedung parkir yang telah disediakan di Balai Kota Depok dan tempat-tempat parkir resmi," jelas Imam.
Berdasarkan pemantauan Republika, ternyata juga keberadaan parkir liar tidak hanya ada di lokasi tersebut. Di sepanjang Jalan Margonda yang merupakan jalan protokol di Kota Depok terdapat cukup banyak lokasi parkir liar dan kendaraan umum angkot dan ojek online (ojol) yang ngetem di sembarangan tempat. Selain itu juga terdapat dua titik terminal bus bayangan.
Keberadaan parkir liar lainnya ada di dekat gedung Gramedia, jalan masuk Stasiun Pondok Cina dan di depan kompleks Pertokoan Saladin. Sedangkan dua titik terminal bus bayangan ada di samping kantor Wali Kota Depok dan depan putaran arah showroom Toyota.
Mirisnya, justru paling banyak ojol dan mobil yang ngetem di depan kantor Wali Kota Depok dan pintu masuk stasiun Pondok Cina, samping ITC, Margocity, Detos, dan depan D'Mal yang juga menimbukan kemacetan didiamkan.