REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan berinisial ZA (25 tahun) kemarin ditembak mati oleh aparat karena dianggap mencoba menyerang Markas Besar Polri menggunakan senjata api. M Ali, ayah dari ZA, pun berduka.
"Innalillahi ...." katanya kepada wartawan di sekitar kediamannya, Kamis (1/4). Kalimat ucapan duka itu tak terdengar jelas pada bagian akhir karena suara Ali lirih. Wajah pria 69 tahun itu tampak letih.
Ali menyampaikan hal itu sepulangnya melaksanakan shalat Dzuhur di mushola di dekat kediamannya di RT 03 RW 10, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4). Ali enggan berbicara lebih banyak kepada awak media.
Berdasarkan pantauan Republika, Ali mengenakan baju koko putih dan membawa sajadah ketika pergi sholat di mushola itu. Dia pergi dengan berjalan kaki.
Sedangkan rumah Ali tampak tertutup rapat sedari pagi. Hanya saja tampak sesekali sejumlah orang berkunjung dan langsung masuk ke dalam. Pintu rumah Ali baru terbuka lama saat Kapolsek Ciracas Kompol Jupriono datang untuk memberikan bantuan sembako.
Perempuan berinisial ZA itu menerobos masuk ke Markas Polri dan menodongkan senjata ke polisi di sana pada Rabu (31/3) sore. Ia pun ditembak mati oleh aparat.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, ZA adalah lone wolf. Lone wolf merujuk pada kajian keamanan dan terorisme global sebagai pelaku teror yang bergerak sendiri.
"Dari hasil profiling terhadap yang bersangkutan, maka yang bersangkutan adalah pelaku lone wolf berideologi radikal ISIS yang dibuktikan dengan postingan yang bersangkutan di media sosial," kata Listyo, kemarin.