Kamis 01 Apr 2021 22:13 WIB

Presiden Jerman Terima Dosis Pertama AstraZeneca

DI Jerman, AstraZeneca hanya akan digunakan untuk warga berusia 60 tahun atau lebih.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 Astrazeneca sebelum diberikan (ilustrasi).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 Astrazeneca sebelum diberikan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca pada Kamis (1/4). Politisi berusia 65 tahun itu divaksinasi di rumah sakit militer di Berlin.

“Saya percaya vaksin yang disetujui Jerman,” kata Steinmeier dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial, dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Sejumlah negara di dunia, termasuk Eropa, diketahui telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena adanya kasus pembekuan darah. Steinmeier mendorong warga untuk berpartisipasi dalam vaksinasi.

“Vaksinasi adalah langkah penting untuk keluar dari pandemi. Manfaatkan peluang tersebut. Bergabunglah!” katanya.

Baru-baru ini Pemerintah Jerman sepakat membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca. Vaksin tersebut hanya akan digunakan untuk warga berusia 60 tahun atau lebih.

Kasus pembekuan darah yang ditemukan pada beberapa orang penerima vaksin AstraZeneca menjadi faktor pertimbangan utama keputusan tersebut. “Singkatnya, ini tentang menimbang risiko efek samping yang secara statistik kecil, tapi perlu ditanggapi dengan serius,” kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn pada awak media di Berlin pada Selasa (30/3).

Keputusan membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca berarti mengikuti rekomendasi dari panel ahli vaksin independen Jerman. Hal itu pun dilakukan setelah regulator medis di sana menemukan peningkatan kasus gumpalan darah yang tidak biasa di kepala pada penerima vaksin AstraZeneca baru-baru ini. Kasus gumpalan darah di kepala itu dikenal sebagai trombosis vena sinus.

Sejauh ini Jerman telah menemukan 31 kasus semacam itu pada penerima vaksin AstraZeneca. Beberapa wilayah Jerman, termasuk ibu kota Berlin dan negara bagian terpadat, yakni Rhine-Westphalia Utara, telah menangguhkan penggunaan AstraZeneca bagi orang-orang yang lebih muda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement