REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Firdaus Faraj Ba-Gharib tumbuh di lingkungan yang sederhana. Hal itu membuatnya menjadi pribadi mandiri sejak kecil.
Didikan sang ibu memacu Faraj untuk terus berkompetisi, mengikuti perlombaan dan meraih berbagai prestasi. Sejak kecil ibunya tidak pernah memberikan Faraj barang secara cuma-cuma. Orang tua Faraj menerapkan konsepnya take and give dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika duduk di bangku SD, Faraj pernah meminta untuk dibelikan crayon oleh ibunya. Crayon Titi berisi 55 dan berharga cukup mahal. "Ibu saat itu bertanya apa yang bisa saya berikan ke ibu, jika ibu membelikan crayon itu. Lalu saya belajar mati-matian agar bisa memenangkan lomba menggambar setelah dibelikan crayon Titi,” ucap mahasiswi asal Bogor, Jawa Barat, ini
Kondisi tersebut terus berulang samlai Faraj tumbuh menjadi pribadi mandiri dan terbiasa dengan berbagai perlombaan. Meski demikian, terkadang usaha dan hasil yang didapatkan tidak setimpal. Faraj menilai masa transisi dari sekolah menengah atas (SMA) ke bangku perkuliahan merupakan hal yang paling sulit.
Banyak hal yang tidak bisa saya capai saat itu termasuk kuliah di jurusan psikologi. Namun, Faraj tidak berlama-lama terpuruk dan mulai membiasakan diri dengan perkuliahan. Allah SWT ternyata memberikan banyak kejutan setelah Faraj masuk Akuntansi UMM.
Faraj mulai mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai organisasi dan perlombaan. Terhitung sudah enam organisasi yang diikutinya selama tiga tahun berkuliah di UMM. Saat terjun di International Relations Office (IRO) UMM, pengetahuan Faraj tentang luar negeri menjadi bertambah. Hal ini terutama mengenai beasiswa luar negeri.
Berbeda dengan peserta lain, Faraj mendapat beasiswa Erasmus ke SGH Warsaw School of Economics Polandia ketika sekali mencoba. "Alhamdulillah saya langsung diterima ketika mendaftar beasiswa ini. Dari prinsip yang ibu saya tanamkan, saya jadi suka ikut lomba dan berorganisasi," ujar Faraj dalam siaran pers, Jumat (2/4).
"Tanpa sadar curriculum vitae (CV) saya telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Erasmus ketika saya mendaftar," kata Faraj menambahkan.
Saat ini, Faraj sedang menikmati perkuliahannya di Polandia. Selain mengambil mata kuliah di Polandia, ia juga mengambil mata kuliah secara daring di UMM pada semester ini. Meskipun banyak adaptasi yang harus dilakukan, ia menganggap ini sebagai kesempatan yang bagus untuk berkembang dan memperoleh pengalaman.
Sampai pada titik ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Banyak hal yang dia pelajari terutama dalam hal mengatur prioritas di saat banyak kegiatan. "Dukungan keluarga juga membuat saya terus terpacu untuk berkembang. Kedepannya saya berharap bisa mendapat kesempatan untuk belajar ke luar negeri lagi,” jelas Faraj.