Senin 05 Apr 2021 13:32 WIB

Pemerintah Lambat, Warga Pakistan Antre Vaksin Swasta

Sejumlah warga Karachi harus antre tiga jam untuk mendapatkan vaksin Covid.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Wanita Pakistan yang tinggal di daerah pedesaan mengenakan masker wajah ketika kasus baru Covid19 dilaporkan, pada malam Hari Internasional untuk Wanita Pedesaan di Hyderabad, Pakistan, 14 Oktober 2020. Negara-negara di seluruh dunia mengambil langkah-langkah yang ditingkatkan untuk membendung penyebaran SARS -CoV-2 coronavirus yang menyebabkan penyakit Covid-19. Buka
Foto: EPA-EFE/NADEEM KHAWAR
Wanita Pakistan yang tinggal di daerah pedesaan mengenakan masker wajah ketika kasus baru Covid19 dilaporkan, pada malam Hari Internasional untuk Wanita Pedesaan di Hyderabad, Pakistan, 14 Oktober 2020. Negara-negara di seluruh dunia mengambil langkah-langkah yang ditingkatkan untuk membendung penyebaran SARS -CoV-2 coronavirus yang menyebabkan penyakit Covid-19. Buka

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Ribuan warga Pakistan bergegas untuk diinokulasi pada putaran pertama vaksin Covid-19 melalui pihak swasta pada Ahad (4/4). Mereka  mencari jalan cepat ketika pemerintah memulai vaksinasi dengan sangat lambat, bahkan untuk petugas kesehatan.

Pakistan saat ini menawarkan vaksin gratis kepada petugas kesehatan garis depan dan orang-orang yang berusia di atas 50 tahun. Hanya saja, program ini tidak berjalan lancar dan sejak bulan lalu negara itu mengizinkan impor komersial oleh sektor swasta untuk masyarakat umum.

Ronde pertama memperlihatkan penjualan komersial dua tembakan Sputnik V asal Rusia kepada masyarakat umum. Vaksin tersebut dijual seharga sekitar 12 ribu rupee Pakistan atau 80 dolar AS untuk satu pak berisi dua dosis.

Terlepas dari biaya yang perlu dikeluarkan, sejumlah pusat yang menawarkan vaksin ini tetap diminati dengan antrean panjang. Bahkan beberapa warga di Karachi menunggu dalam antrean hampir tiga jam dengan sebagian besar adalah anak muda yang masih belum memenuhi syarat untuk vaksinasi gratis pemerintah.

"Saya sangat senang mendapatkannya, karena sekarang ini diperlukan untuk bepergian," kata pria berusia 34 tahun bernama Saad Ahmed setelah mendapat suntikan di sebuah rumah sakit swasta kelas atas di Karachi.

Baca juga : Malam Ini, Republika Gelar Tokoh Perubahan 2020

Gambar antrean di luar rumah sakit hingga larut malam dibagikan di media sosial. Rumah sakit yang memperoleh 5.000 dosis Sputnik V dan hanya dalam waktu dua hari semua stoknya telah diberikan atau dipesan sebelumnya.

Sementara penjualan pribadi vaksin telah dimulai, pemerintah dan importir masih terjebak dalam sengketa harga. Pakistan awalnya setuju untuk membebaskan vaksin impor dari batasan harga, tetapi kemudian membatalkan pengecualian tersebut dan mengatakan akan menetapkan harga maksimum.

Sebuah perusahaan farmasi yang telah mengimpor 50 ribu dosis Sputnik V membawa pemerintah ke pengadilan.  Perusahan ini memenangkan perintah sementara yang mengizinkannya untuk menjualnya sampai penetapan harga diputuskan.

Penjualan swasta dimulai ketika negara tersebut berurusan dengan gelombang baru infeksi Covid-19 dan fasilitas perawatan kesehatan mulai mengalami kepenuhan kapasitasnya. Jumlah pasien yang sekarang dalam perawatan kritis telah mencapai 3.568, tertinggi sejak pandemi dimulai. Pakistan sejauh ini melaporkan 687.908 infeksi dan 14.778 kematian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement