REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Sainscademy merupakan program yang di gagas oleh Retno Lestari untuk mengenal lebih jauh tentang sains kepada siswa dengan interaksi yang fun. Pada 29 Agustus 2020 lalu, berlokasi di Desa Sukarame, Pandeglang, Banten telah dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat Sainscademy oleh tim pengmas FMIPA UI yang bekerjasama dengan Yayasan Pandu Cendekia.
Kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat ini merupakan program yang didukung oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI). Kegiatan ini dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
Setiap peserta yang mengikuti kegiatan Sainscademy diberikan masker serta dipastikan telah melakukan sanitasi pada kedua tangan dan menjaga jarak selama acara berlangsung.
Retno Lestari sebagai ketua tim Pengmas FMIPA-UI mengatakan bahwa edukasi tentang sains harus terus diberikan kepada siswa sejak dini, tidak boleh terputus dan harus merata.
Berbagai program interaktif dalam proses pembelajaran menjadikan siswa lebih tertarik untuk mempelajari sains, pada Sainscademy pengenalan sains dilangsungkan dengan dua metode, yaitu pengenalan teori dengan diselingi lagu yang dinyanyikan bersama dan kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung oleh perwakilan peserta.
Desa Sukarame sangat dekat dengan pesisir pantai dan pernah mengalami tsunami setahun yang lalu. Lokasinya yang cukup dekat dengan anak Gunung Krakatau memungkinkan adanya potensi yang sama ke depan.
Tim Pengmas FMIPA UI merasa perlu memperkenalkan kejadian alam tersebut dan memperkenalkan tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi hal tersebut dengan bahas yang sederhana dan dapat dinyayikan dalam bentuk lagu yang mudah diingat.
Tim pengmas FMIPA UI menjelaskan tentang gunung meletus, proses terjadinya, dan apa dampak yang akan terjadi pada daerah terdekat, kemudian dilanjutkan dengan melihat langsung kejadian tersebut melalui alat peraga.
“Penting bagi anak-anak untuk bisa mengetahui tindakan preventif, tanda-tanda, dan cara yang tepat ketika menghadapi bencana, dalam hal ini gunung meletus. Kekhawatiran tidak meratanya informasi mengenai tanggap bencana ini dapat diatasi melalui pengabdian masyarakat yang diselenggarakan hari ini,” ujar Retno dalam rilisnya, Senin (5/4).
Enton, sebagai salah satu tokoh masyarakat, memaparkan bahwa kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat ini sangat bermanfaat bagi masyarakat desa dan optimistis ke depannya dapat menjadi generator utama edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat pesisir seperti Desa Sukarame.
“Kami senang sekali dari UI bisa memberikan sosialisasi tentang tanggap bencana sambil belajar sains, kepedulian masyarakat disini sebelumnya tidak begitu terlihat namun harapannya setelah ada kegiatan hari ini, anak-anak menjadi lebih mengerti dan juga bisa ikut tanggap, sehingga para orang tua pun jadi lebih peduli,” ujar Enton.
Melalui wawancara dengan beberapa anak-anak, mereka memaparkan bahwa kegiatan ini menyenangkan karena dapat mengetahui bagaimana proses meletusnya gunung berapi melalui serangkaian reaksi kimia yang diperagakan sambil mengetahui tanda-tanda akan meletusnya gunung dan tindakan apa yang harus dilakukan.
"Seru bisa kedatangan kakak-kakak dari UI, tidak hanya belajar seperti di kelas tapi juga dipraktekan langsung, keseruan lainnya didapat dengan cara belajar yang mudah diingat, yaitu dengan sistem tanya jawab dapat hadiah juga bernyanyi bersama," ujar dia.