REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya untuk mengantisipasi bahaya lanjutan dari cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai daerah saat ini. Hal ini disampaikannya saat membuka ratas penanganan bencana di Provinsi NTB dan NTT di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (6/4).
"Saya minta dilakukan antisipasi terhadap bahaya lanjutan adanya cuaca yang sangat ekstrem yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia," kata Jokowi.
Ia juga meminta BMKG agar menggencarkan peringatan cuaca ekstrem akibat dari siklon tropis seroja serta memastikan seluruh kepala daerah dapat mengakses dan memantau prediksi cuaca dan iklim. "Mereka harus tahu semuanya sehingga masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya untuk menghadapi ancaman risiko baik itu angin kencang, bahaya banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," kata Jokowi.
Terkait penanganan dampak bencana di NTT dan NTB, presiden pun menginstruksikan percepatan proses evakuasi pencarian dan penyelamatan para korban yang belum ditemukan. Ia meminta agar Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Panglima TNI, dan Kapolri mengerahkan tambahan personel SAR agar dapat menjangkau lebih luas di wilayah terdampak bencana.
"Sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak termasuk wilayah terisolir dan berbagai gugus pulau di NTT, Pulau Alor, Pulau Pantar dan pulau-pulau lainnya untuk melancarkan proses evakuasi pencarian dan penyelamatan korban," jelasnya.
Selain itu, ia juga meminta Menteri PUPR untuk mengerahkan alat berat dari berbagai tempat. Namun jika akses melalui darat masih sulit dilewati, presiden pun meminta agar jajarannya mempercepat pembukaan akses melalui laut dan udara.