Selasa 06 Apr 2021 21:11 WIB

Iran: AS Jangan Buang Kesempatan!

Iran meminta AS mencabut sanksi agar perundingan bisa dimulai.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas polisi berdiri di depan Hotel Imperial tempat delegasi dari Iran menginap di Wina, Austria, Selasa, 6 April 2021. Pejabat kementerian luar negeri dari negara-negara yang masih dalam kesepakatan, yang disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama, bertemu. di Wina untuk mendorong upaya membawa Amerika Serikat kembali ke kesepakatan 2015 tentang program nuklir Iran.
Foto: AP/Florian Schroetter
Petugas polisi berdiri di depan Hotel Imperial tempat delegasi dari Iran menginap di Wina, Austria, Selasa, 6 April 2021. Pejabat kementerian luar negeri dari negara-negara yang masih dalam kesepakatan, yang disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama, bertemu. di Wina untuk mendorong upaya membawa Amerika Serikat kembali ke kesepakatan 2015 tentang program nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran kembali sudah mengungkap syarat untuk kembali ke perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Teheran mengaku hanya akan kembali bergabung dengan JCPOA bila Amerika Serikat (AS) mencabut sanksi-sanksinya.

"Iran dan P4 + 1 kembali menggelar perundingan nuklir di Wina hari ini, sejauh ini AS gagal memenuhi janji kampanye Presiden Amerika Serikat untuk bergabung kembali ke JCPOA, maka kesempatan ini seharusnya jangan dibuang," cicit Duta Besar Iran Untuk PBB Takht Ravanchi di Twitter seperti dikutip kantor berita Iran, IRNA, Selasa (6/4).

Baca Juga

JCPOA terdiri dari lima kekuatan dunia atau P5 + 1 yakni China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris dan AS. Karena mantan Presiden AS Donald Trump menarik AS dari JCPOA pada tahun 2018 lalu, maka yang tersisa hanya P4 + 1. Selama kampanyenya Presiden Joe Biden berjanji untuk membawa kembali AS bergabung ke JCPOA.

"Bila AS mencabut semua sanksi-sanksinya, Iran akan menahan semua langkah sebaliknya, maka situasinya menguntungkan semua pihak," tambah Ravanchi.

Pejabat senior Kementerian Luar Negeri dari negara-negara yang masih bergabung di JCPOA menggelar pertemuan di Wina Selasa ini. Rapat tersebut akan dipimpin oleh Uni Eropa.

Utusan Khusus AS untuk Iran Rob Malley akan mewakili Negeri Paman Sam dalam pertemuan di ibu kota Austria tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pertemuan itu akan berpusat mengenai kelompok kerja yang akan dibentuk Uni Eropa bersama pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut.

Pada Senin (5/4) kemarin Price mengatakan pertemuan tersebut 'langkah maju yang sehat'. Tapi ia menambahkan AS tidak mengharapkan ada terobosan sejak awal pembahasan dan memperkirakan pertemuan akan berlangsung sulit.

"Kami tidak akan memperkirakan di sana akan ada pertemuan langsung dengan Iran, walaupun tentu kami tetap terbuka pada mereka dan kami akan melihat apa yang terjadi mulai pada pekan ini," kata Price.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan pihaknya tidak akan bertemu dengan AS. "Tidak ada pertemuan AS-Iran. Tidak perlu," cicitnya di Twitter Jumat lalu.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement