REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian BUMN melalui PT Pos Indonesia mempermudah transaksi keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kemudahan ini diberikan dengan diluncurkannya Pos Migran Indonesia di kantor Pusat PT Pos Indonesia, Bandung, Selasa (6/4).
Menurut Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi, dengan hadirnya Pos Migran Indonesia ini, pahlawan devisa tersebut akan lebih mudah dalam mengirimkan uang ke kerabatnya di dalam negeri.
Faizal mengatakan, pihaknya berkomitmen memberilakan pelayanan yang baik yang sesuai dengan perubahan zaman. Salah satunya dengan meluncurkan Pos Migran Indonesia yang diharapkan menambah nasabah Giropos.
"Selain itu, dasarnya adalah tingginya kebutuhan pekerja migran dalam layanan keuangan maupun informasi," ujar Faizal, di Kantor Pos Jalan Asia Afrika Bandung, Selasa (6/4).
Menurut Faizal, PMI ini merupakan hasil kolaborasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Nantinya, setiap kantor Pos yang ditunjuk akan menyediakan PMI untuk melayani berbagai pengiriman keuangan dari pekerja migran. Selain itu, PMI ini juga diharapkan menjadi sarana informasi bagi masyarakat yang akan mencari nafkah di luar negeri.
"PMI bentuk komitmen dari Pos Indonesia dalam memberikan perlindungan bagi pekerja migran, dengan memfasilitasi layanan transaksi keuangan terpadu bagi PMI. Keberadaan PMI sangatlah penting karena mereka berkontribusi dalam menambah devisa negara," katanya.
Faizal juga berharap, adanya layanan Pos Indonesia baik dalam bentuk layanan keuangan maupun akses informasi melalui jaringan Pos yang ada di seluruh Indonesia, akan sangat membantu pekerja migran agar dapat hidup dan bekerja dengan tenang.
"Serta membantu keluarga pekerja migran di daerah-daerah yang ditinggalkan," katanya.
Selain itu, kata dia, dengan adanya Pos Migran Indonesia ini mampu meningkatkan jumlah pengiriman uang ke dalam negeri dari para pekerja migran. Apalagi, saat ini remiten ini menjadi penyumbang terbesar PT Pos dari jasa keuangan. "Remitensi di masa pandemi justru tumbuh," katanya.
Menurutnya, Pandemi Covid 19 tidak memengaruhi pengiriman uang ke dalam negeri karena para pekerja migran Indonesia tetap bekerja di luar negeri. "Itu tak terpengaruh karena yang di luar negeri masih kerja. Tumbuh di sekitar 17 persen," katanya.
Sementara menurut Kepala BP2MI Benny Rhamdani, remitansi yang masuk ke Indonesia dari pekerja migran mencapai Rp 159,6 triliun pada tahun kemarin. Jumlah ini masih bertambah karena hanya berasal dari pahlawan devisa yang terdaftar resmi.
"Ini di luar dari yang tidak tercatat, unprosedural. Ini juga di luar yang tidak mengirimkan uang melalui aplikasi transaksi," katanya.
Sebab, kata dia, terdapat pekerja migran yang mengirimkan uang dengan dititipkan kepada kerabatnya sesama tenaga kerja Indonesia. Dengan begitu, menurutnya PMI akan menjadi pilihan bagi pekerja yang hendak mengirimkan uangnya ke Indonesia.
"Ini akan jadi pilihan modern, ideal, dengan cara yang cepat. Akses transaksi, pembayaran, pengiriman sangat cepat, di bawah 10 menit. Ini akan jadi pilihan," katanya.