REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, Inggris menyatakan bahwa pemberian dosis kedua vaksin Covid-19 Pfizer atau AstraZeneca bisa ditunda hingga 12 pekan. Akan tetapi, pakar imunologi Dr Anthony Fauci sempat menentang dan mengkritisi kebijakan tersebut.
Dr Fauci mengatakan penundaan pemberian dosis kedua vaksin Covid-19 dapat membuat penerima vaksin berada pada zona tenuous atau zona lemah. Setelah pemberian dosis pertama vaksin Covid-19, misalnya, tingkat perlindungan terhadap Covid-19 yang dimiliki seseorang mungkin mencapai 80 persen. Akan tetapi, itu merupakan angka 80 persen yang lemah.
"Bila Anda membiarkannya hanya satu dosis, pertanyaannya, berapa lama (antibodi) akan bertahan?" ungkap Dr Fauci, seperti dilansir Mail Online.
Kondisi ini dinilai berisiko mengingat ada beberapa varian SARS-CoV-2 baru yang bermunculan. Dengan adanya varian-varian baru, Dr Fauci mengatakan tiap perlindungan yang bisa diberikan akan sangat berarti.
Setiap jenis vaksin memiliki anjuran jeda waktu pemberian dosis pertama dan kedua yang berbeda. Vaksin Covid-19 Pfizer, misalnya, memiliki regimen dosis dengan jeda waktu pemberian tiga pekan sedangkan vaksin Covid-19 Moderna empat pekan.
Saat ini, pemberian dua dosis vaksin Covid-19 tampak dapat memberikan perlindungan terhadap varian baru dari Brasil dan Afrika Selatan. Oleh karena itu, Dr Fauci menilai akan lebih baik bila seseorang tak dibiarkan terlalu lama untuk mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19 mereka.