REPUBLIKA.CO.ID, WEDNESBURY – Pengajuan Muslim yang ingin mengubah bangunan bekas bar minuman di kawasan Wednesbury, Inggris menjadi pusat pendidikan Islam ditolak dengan alasan dikhawatirkannya terjadi kesemrawutan lalu lintas.
Seperti dilansir Birmingham Live pada Jumat (9/4), seorang pengembang yang bernama Asharaf berencana mendirikan fasilitas belajar di bekas bar minuman itu. Fasilitas belajar itu diperuntukkan bagi anak-anak usia 8-16 tahun yang juga mengajarkan bahasa Inggris, Matematika, IT, dan Bahasa Arab.
Asharaf menegaskan bahwa dirinya tak akan mengubah fasilitas belajar itu menjadi sebuah masjid. Ia berharap dengan adanya fasilitas belajar juga dapat membantu membuka pekerjaan baru bagi warga setempat.
Akan tetapi sejumlah warga menolak dan menyebut proposal pengajuan pembangunan fasilitas belajar itu tidak sesuai lokasi. Sebab wilayah itu sering terjadi kepadatan lalu lintas. Bahkan wilayah itu kekurangan kantung parkir, hingga angkutan umum.
Anggota Dewan Wednesbury, Peter Hughes, mengatakan dirinya tak menolak untuk memanfaatkan bangunan bekas bar minuman itu. Akan tetapi menurutnya pembangunan fasilitas belajar tidak sesuai di tempat itu karena berpotensi semakin menambah kepadatan lalu lintas. Terlebih tak jauh dari kawasan itu telah berdiri beberapa pusat pendidikan.
"Kami memiliki komunitas Bangladesh yang kuat dan mereka akan tahu saya tidak punya masalah dengan fasilitas Muslim yang mendapatkan izin perencanaan asalkan mereka berada di tempat yang tepat. Tetapi tempat khusus ini adalah bekas pub yang sudah tidak digunakan lagi beberapa tahun yang lalu. Kami telah mengundang orang-orang untuk mencoba mengembangkan di sana tetapi yang pasti tidak baik penggunaan fasilitas pendidikan yang diusulkan. Masalah jalan raya yang ini akan cukup parah. Letaknya di persimpangan jalan yang sangat sempit tetapi digunakan lalu lintas yang cukup banyak.Ini juga tidak akan dianggap sebagai lokasi yang tepat untuk fasilitas pendidikan seperti itu," katanya. Andrian Saputra