REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, pembelajaran tatap muka (PKM) untuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat akan dilaksanakan secara bertahap. Untuk memulai pembelajaran, Hendy bersama Wakil Bupati M Balya Firjaun Barlaman meninjau simulasi PTM di dua sekolah, yakni SDN Sumbersari 02 dan SMPN 7 Jember, Jawa Timur, Jumat (9/4).
"Keinginan saya seluruh sekolah di Jember bisa menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, namun demikian perlu ikhtiar dan jangan semuanya sekaligus karena petugas Covid-19 juga terbatas," kata Hendy yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Jember.
Selain itu, lanjut dia, TNI/Polri yang mendampingi juga terbatas, sehingga penyelenggaraan PTM di Kabupaten Jember akan dilaksanakan secara bertahap.
Simulasi PTM berjalan sesuai protokol kesehatan. Para siswa wajib mengenakan masker, lalu ketika memasuki kawasan sekolah harus mencuci tangan dulu dan dicek suhu tubuhnya satu per satu.
Kemudian, terdapat petunjuk arah untuk setiap tahap pemeriksaan prokes, juga untuk situasi darurat langsung menuju ruangan unit kesehatan siswa (UKS). "Tentunya sudah ada petugas kesehatan yang disiagakan oleh sekolah di ruangan UKS tersebut dan saat pembelajaran tatap muka tidak ada jam istirahat," katanya.
Begitu PTM selesai, lanjut dia, siswa langsung pulang dan dijemput orang tua. Siswa dilarang membawa kendaraan sendiri ke sekolah.
"Itu komitmen bersama pihak sekolah, pemkab, satgas, serta pihak orang tua yang harus dipatuhi dan tentunya protokol kesehatan harus ekstra ketat," ujarnya.
Hendy mengatakan, syarat lainnya yang harus diterapkan untuk PTM adalah ruang kelas hanya diisi 50 persen siswa dari daya tampung kelas tersebut. "Setelah kami melakukan peninjauan, dua sekolah itu dinilai sudah layak menerapkan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19," katanya.