Senin 12 Apr 2021 15:40 WIB

Cegah Stunting BKKBN Luncurkan Program Mitra untuk 1.000 HPK

Kepala BKKBN menyebut berbagai elemen siap menjadi mitra cegah stunting

Kepala BKKBN Dr (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat memberikan bantuan dari Kalbe Nutritions bagi anak dan Ibu Hamil, Senin, (12/4) di Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.  BKKBN mewujudkan kemitraan dengan sebanyak-banyaknya pihak melalui wadah 1000 Mitra Untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Foto: BKKBN
Kepala BKKBN Dr (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat memberikan bantuan dari Kalbe Nutritions bagi anak dan Ibu Hamil, Senin, (12/4) di Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. BKKBN mewujudkan kemitraan dengan sebanyak-banyaknya pihak melalui wadah 1000 Mitra Untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penurunan prevelansi stunting merupakan pilar utama bagi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan, oleh karena itu, misi ini perlu melibatkan pihak-pihak di luar pemerintah. BKKBN mewujudkan kemitraan dengan sebanyak-banyaknya pihak melalui wadah 1000 Mitra Untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Kepala BKKBN Dr (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengungkapkan pentingnya dukungan, partisipasi, dan aksi dari berbagai elemen masyarakat, baik pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, komunitas, dan individu untuk bergabung dalam wadah 1000 Mitra untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan.

“Pondasi utama kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh pengasuhan pada 1000 HPK, yang dimulai sejak awal konsepsi atau selama 270 hari masa kehamilan serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia 2 tahun). Pada periode tersebut, terjadi perkembangan otak, sistem metabolisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang begitu cepat, apabila pada masa itu terlewati dan anak terlanjur stunting akan sangat sulit terkoreksi lagi," ungkap Dokter Hasto saat memberikan bantuan dari Kalbe Nutritions bagi anak dan Ibu Hamil, Senin, (12/4) di Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Saat ini, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia masih sebesar 27,67 persen. Sedangkan angka prevalensi stunting di Sleman tahun 2020 di angka 7,24 persen.  Sementara di Kapanewon Godean prevalensi stunting masih di angka 9,2 persen (305 anak).

Kepala BKKBN menyampaikan elemen tersebut akan bersinergi mengupayakan penanganan stunting yang dilakukan oleh lembaga pemerintah, pihak swasta, organisasi masyarakat, dan aktivis, komunitas, maupun individu, baik tingkat nasional maupun daerah, untuk mendukung program pendampingan dan intervensi stunting di tingkat keluarga dan ibu-ibu hamil di seluruh Indonesia, selama 1000 hari. 

Selain dengan pihak swasta dalam rangkaian kegiatannya di Yogyakarta Kepala BKKBN juga menjalin dan memperkuat kerjasama penurunan angka stunting dengan Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor.

Selanjutnya Kepala BKKBN berharap dukungan dan bantuan seperti yang diberikan Kalbe Nutritions tidak berhenti dan meneruskan dukungan bagi Ibu hamil dan anak-anak. "Strategi dalam bentuk dukungan swasta diharapkan tidak sesaat tapi berkelanjutan minimal 6 bulan, idealnya 1 tahun," tutur Dokter Hasto.

Teknis pelaksanaan penggalangan kemitraan ini dilakukan dengan mensinergikan multi aktor dan peran stakeholder di daerah, sedangkan BKKBN akan mendorong dari sisi regulasi melalui Rancangan Peraturan Presiden terkait stunting, yang telah mendapat dukungan dari Komisi IX DPR RI, untuk segera di tandatangani.

Hadir dalam penyerahan bantuan tersebut Deputi Bid. Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto, Deputi Bid. Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani dan Kepala Dinas P3AP2KB Sleman, Mafilindati Nurani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement