REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peneliti medis yang bekerja untuk Pentagon mengklaim telah menciptakan microchip yang dapat mengidentifikasi virus Covid-19. Pensiunan Kolonel Angkatan Darat Dr. Matt Hepburn, yang juga seorang dokter penyakit menular, mengatakan, microchip itu bertindak seperti lampu di mesin pemeriksa.
Namun demikian, kata dia, hal itu tetap tidak bisa melacak setiap gerakan virus. Utamanya, yang telah menjadi pusat teori bagi konspirasi menyoal Vaksinasi Covid-19.
“Bagi kami, di DARPA, jika para ahli menertawakan Anda dan mengatakan itu tidak mungkin, Anda berada di ruang yang tepat,” kata Hepburn dikutip dari RT, Selasa (13/4).
Berdasarkan pemaparan, teknologi ini dikembangkan oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), yang beroperasi di bawah Pentagon. Menurut Hepburn, jika microchip ini digunakan sejak lama, maka kemungkinan terpaparnya ribuan orang di USS Theodore Roosevelt seperti tahun lalu bisa dihindari.
Microchip, yang tidak digunakan secara luas di luar Departemen Pertahanan, kata dia, tertanam di bawah kulit dalam gel seperti tisu dan terus-menerus menguji darah penerima untuk mencari bukti adanya virus, seperti Covid-19. Setelah terdeteksi, ia memberi tahu pembawa microchip bahwa mereka harus segera mendapatkan tes darah.
"Itu sebuah sensor. Benda kecil berwarna hijau di sana, Anda taruh di bawah kulit Anda dan hal itu memberi tahu Anda bahwa ada reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh dan sinyal itu berarti Anda akan mengalami gejala besok," kata Hepburn.
Dia mengklaim, teknologi deteksi dini itu dapat menghentikan infeksi pada jalur yang tepat.