Rabu 14 Apr 2021 08:10 WIB

Mesir Jalani Ramadhan dengan 'Lebih Normal'

Ada kekhawatiran tentang peningkatan kasus infeksi di Mesir.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengrajin Mesir membuat lentera Ramadhan tradisional, yang disebut Fanous, di sebuah lokakarya di Kairo, Mesir, 11 April 2021. Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadhan dengan berdoa pada malam hari dan tidak makan, minum, dan tindakan seksual antara matahari terbit dan matahari terbenam. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan diyakini bahwa wahyu ayat pertama Alquran terjadi selama 10 malam terakhir.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Pengrajin Mesir membuat lentera Ramadhan tradisional, yang disebut Fanous, di sebuah lokakarya di Kairo, Mesir, 11 April 2021. Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadhan dengan berdoa pada malam hari dan tidak makan, minum, dan tindakan seksual antara matahari terbit dan matahari terbenam. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan diyakini bahwa wahyu ayat pertama Alquran terjadi selama 10 malam terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Warga Mesir merayakan dimulainya bulan suci Ramadhan dalam kondisi yang lebih normal. Meskipun ada kekhawatiran tentang peningkatan kasus infeksi dan kemungkinan gelombang ketiga penyebaran virus corona.

Tahun lalu, kafe dan restoran hanya buka untuk makanan yang dibawa pulang, masjid ditutup dan jam malam diberlakukan. Tahun ini, restoran beroperasi kembali dan masjid dibuka untuk melaksanakan sholat, meskipun aturan kebersihan dan jarak fisik harus dipatuhi.

Baca Juga

Menjelang awal Ramadhan pada Selasa (13/4), warga memadati jalan dan pasar di ibu kota Kairo. Mereka berbelanja lampion dan permen warna-warni, banyak dari pengunjung yang berbelanja tidak mengenakan masker.

"Ada perbedaan mencolok antara tahun ini dan tahun lalu. Tahun ini, saya bisa merasakan Ramadhan," kata salah satu pembeli, Amira Karim.

Mesir sejauh ini mencatat 211.307 kasus virus corona yang dikonfirmasi, termasuk 12.487 kematian. Infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi oleh pemerintah telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Peningkatan di atas 800 kasus harian yang dikonfirmasi menjelang Ramadhan. Pejabat telah mendesak orang-orang untuk mengambil tindakan pencegahan untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan gelombang ketiga infeksi.

Baca juga : Kenakan Hijab, Ioni Sullivan Disangka Sakit

Para ahli mengatakan angka resmi kemungkinan hanya mencerminkan sebagian kecil dari kasus Covid-19 di Mesir karena pengujian yang relatif terbatas dan tidak dimasukkannya hasil tes pribadi. Pemerintah memang telah meluncurkan kampanye vaksinasi tetapi sejauh ini baru menerima pasokan vaksin Sinopharm dari Cina dan vaksin AstraZeneca melalui fasilitas COVAX yang terbatas.

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement