Rabu 14 Apr 2021 10:30 WIB

Kisruh Alibaba Akhiri Zaman Keemasan Raksasa Teknologi China

Regulator China mengenakan denda 2,8 miliar dolar AS pada Alibaba Group.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
 Kantor pusat Alibaba di Shanghai, Cina,
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Kantor pusat Alibaba di Shanghai, Cina,

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Implikasi penuh dari tindakan cepat pemerintah China melawan kerajaan internet Jack Ma dalam beberapa hari terakhir tidak akan terlihat selama berminggu-minggu. Tetapi satu pelajaran sudah jelas: hari-hari kejayaan bagi raksasa teknologi China sudah berakhir.

Pemerintah negara itu menanamkan otoritasnya secara tak terhapuskan pada industri teknologi negara dalam rentang beberapa hari. Dengan memberikan denda 2,8 miliar dolar AS pada Alibaba Group Holding Ltd karena menyalahgunakan dominasi pasarnya, kemudian memerintahkan perombakan Ant Group Co pada hari Selasa (13/4) kemarin.

Baca Juga

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (13/4), regulator memanggil 34 perusahaan terbesar di negara itu dari Tencent Holdings Ltd hingga TikTok yang dimiliki ByteDance Ltd, memperingatkan mereka bahwa garis merah hukum tidak dapat disentuh.

Pesan tak terucapkan kepada Jack Ma dan pengikutnya adalah satu dekade ekspansi tak terkekang yang menciptakan penantang bagi Facebook Inc dan Google pun berakhir. Lewatlah sudah hari-hari ketika raksasa seperti Alibaba, Ant atau Tencent dapat menggulung pemain lama dalam bisnis yang berdekatan dengan kekuatan finansial dan data menimbun yang superior.

“Antara aturan untuk Ant dan denda 2,8 miliar dolar AS untuk Alibaba, hari-hari emas telah berakhir bagi perusahaan teknologi besar China,” kata Mark Tanner, pendiri China Skinny yang berbasis di Shanghai.

“Bahkan mereka yang belum ditargetkan ke tingkat ekstrim yang sama akan menurunkan strategi ekspansi mereka dan mengadaptasi banyak elemen bisnis mereka ke lingkungan baru yang terkekang,” ujarnya menambahkan.

Perusahaan teknologi kemungkinan akan bergerak jauh lebih hati-hati dalam akuisisi, memberikan kompensasi lebih untuk mendapatkan persetujuan dari Beijing, dan memungut biaya yang lebih rendah pada lalu lintas internet domestik yang mereka dominasi.

Baca juga : Suara Saat Tidur Berkata tentang Islam, Natalia Jadi Mualaf

Ant, khususnya, harus menemukan cara untuk melepaskan diri dari layanan pembayaran terbesar di China dari bisnis pinjaman konsumen yang berkembang pesat dan menyusutkan dana pasar uang Yu'ebao yang khas yang pernah menjadi yang terbesar di dunia. Bahkan perusahaan yang sejauh ini kurang diteliti, seperti Tencent atau Meituan dan Pinduoduo Inc, cenderung melihat peluang pertumbuhan akan dibatasi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement