REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detak jantung istirahat dapat menjadi indikator penting untuk memberi gambaran mengenai kesehatan dan kebugaran fisik seseorang secara umum. Detak jantung istirahat yang lebih rendah biasanya menunjukkan kebugaran fisik yang lebih baik.
"(Detak jantung istirahat) adalah detak jantung yang dibutuhkan untuk memompa jumlah darah minimal yang dibutuhkan tubuh karena tubuh sedang istirahat," jelas ahli kardiologi intervensi Nachiket Patel MD, seperti dilansir Pop Sugar, Rabu (14/4).
Detak jantung istirahat yang lebih rendah menunjukkan bahwa otot jantung dalam kondisi yang lebih efisien dan lebih baik. Oleh karena itu, otot jantung tak membutuhkan usaha keras untuk menjaga aliran darah yang cukup ke seluruh tubuh.
Meski detak jantung istirahat yang lebih rendah itu lebih baik, Dr Patel menekankan bahwa apa yang dirasakan seseorang juga penting. Seseorang dengan detak jantung istirahat rendah namun mengalami gejala seperti pening, seperti akan pingsan, kelelahan, dan sesak napas peru waspada. Kondisi tersebut dapat menjadi pertanda bahwa ada masalah kesehatan yang peru mendapatkan perhatian.
Memiliki detak jantung istirahat yang selalu tinggi juga peru diwaspadai. Orang-orang yang memiliki kondisi seperti ini perlu memeriksakan diri ke dokter meski merasa baik-baik saja.
Dr Patel dan ahli kardiologi dari David Geffen School of Medicine di UCLA Megan Kamath MD mengatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi detak jantung istirahat seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain usia, kafein, stres, kecemasan, hormon, dehidrasi, infeksi, kebiasaan merkok, obat-obatan, dan masalah kesehatan lain. Masalah kesehatan ini bisa berupa riwayat penyakti jantung, kolesterl, atau diabetes.
Detak jantung istirahat pada setiap orang tentu berbeda-beda. Akan tetapi, kebanyakan orang memiliki detak jantung istirahat sebanyak 60-100 detak per menit.
"Seringkali, orang-orang yang lebih aktif memiliki detak jantung istirahat yang lebih rendah," tutur Dr Kamath.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui detak jantung istirahat diri sendiri. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat pemantau aktivitas yang memantau detak jantung. Untuk mengetahui detak jantung istirahat, cek alat tersebut ketika sedang tidak melakukan apa-apa.
Bila tak memiliki alat pemantau detak jantung, Dr Kamath mengungkapkan detak jantung istirahat bisa diketahui dengan tiga langkah mudah. Berikut ini adalah tiga langkah tersebut:
1. Temukan denyut nadi di pergelangan tangan, dengan cara menempatkan dua jari pada sisi pergelangan tangan di sisi ibu jari. Letakkan jari di antara tulang dan tendon.
2. Ketika sudah merasakan denyut nadi, gunakan jam untuk menghitung jumlah denyut nadi selama 15 detik.
3. Kalikan jumlah denyut nadi tersebut dengan angka empat. Angka yang didapatkan merupakan besaran detak jantung istirahat per menit.
Dr Patel menyarankan agar detak jantung istirahat dicek setiap pagi. Usahakan mendapatkan tidur malam yang baik, terhindar dari stres, dan tidak mengonsumsi kafein terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran.