REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepala eksekutif Uni Eropa memperpanjang kontrak vaksin Covid-19 dengan Pfizer. Perusahaan Amerika Serikat (AS) itu akan memasok vaksin ke Eropa hingga 2023.
Rabu (14/4) Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa mulai melakukan negosiasi untuk membeli 1,8 miliar dosis vaksin Covid-19 dari Pfizer sampai 2023. Sejauh ini vaksin dari Pfizer yang stabil digunakan dalam program vaksinasi Eropa.
Von der Leyen sangat yakin dengan teknologi yang digunakan vaksin Pfizer. Teknologi vaksin yang juga dikembangkan BioNTech itu berbeda dengan teknologi yang digunakan AstraZeneca.
Pfizer berencana menyedikan lebih dari 50 juta dosis vaksin untuk Uni Eropa pada kuartal kedua tahun ini. Blok itu sudah memesan 200 juta dosis. Pasokan ini akan disambut baik 27 negara anggota Uni Eropa terutama keterlambatan dan kekhawatiran mengenai penggumpalan darah yang berkaitan dengan vaksin AstraZeneca.
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ia telah menerima dosis kedua vaksin Covid-19. Tiga pekan setelah dosis pertama. Pengumuman ini ia sampaikan dalam pertemuan dengan Masyarakat Geografis Rusia melalui sambungan video.
Baca juga : Denmark Setop Berikan Vaksin AstraZeneca
"Sekarang sebelum masuk aula saya juga sudah menerima dosis kedua saya berharap semuanya baik-baik saja, saya tidak banyak berharap sebesar keyakinan saya," katanya.
Putin tidak memperlihatkan proses penyuntikan dosis pertama dan keduanya ke publik. Kremlin juga tidak mengungkapkan vaksin apa yang diberikan pada presiden tersebut. Sejauh ini regulator Rusia telah menyetujui tiga vaksin.