REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, akan mengembangkan travel pattern (peta perjalanan) bagi wisatawan di Provinsi Sulawesi Selatan. Langkah ini, guna meningkatkan kualitas pariwisata dan ekonomi kreatif di provinsi tersebut.
“Saya akan menjadwalkan kunjungan ke Sulawesi untuk mencari travel pattern, kalau mendarat di Maros pergerakan wisatanya akan ke mana? Pasti tentunya ke Makassar dulu, karena menginapnya di sana, tapi bergeraknya seperti apa kita ingin tahu. Sehingga, nanti bisa kita dokumentasikan dan kita promosikan,” ujar Menparekraf dalam keterangan resminya, Kamis (15/4).
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/suasana-masjid-terapung-amirul-mukminin-di-anjungan-pantai-losari_200418164800-254.jpg)
Travel pattern tidak hanya dapat memberikan pengalaman lebih bagi wisatawan, tapi mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, sesuai dengan tren wisata ke depan yang cenderung bersifat personalize, customize, localize, dan smaller in size.
“Customize yang dimaksud wisata minat khusus, mereka datang ke destinasi karena keinginan yang khusus. Personalize dimana wisatawan akan datang dengan keluarga. Localize jarak kunjungan antara tempat tinggal ke destinasi tujuan maksimal 200 hingga 300 km, jadi travel pattern ini perlu kita kembangkan," katanya menambahkan.
Terakhir smaller in size. Sandiaga mengatakan, memang dari segi kuantitas lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi, tapi kualitas dan dampaknya terhadap lingkungan akan lebih baik. Jadi lebih quality and sustainability.
Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang kawasan timur Indonesia, memiliki kekayaan alam serta warisan budaya yang luar biasa. Banyak destinasi yang menjadi wisata unggulan bahkan mendunia, seperti Pantai Losari, Benteng Rotterdam, Taman Laut Takabonerate, Pantai Tanjung Bira, Wisata Pallawa, dan lainnya.
Dengan adanya pengembangan travel pattern diharapkan potensi wisata yang ada di Sulawesi Selatan bisa saling terintegrasi, sehingga mampu menghasilkan multiplier effect bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Sulawesi Selatan.