REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi D DPRD DKI Jakarta menyoroti kurangnya pengawasan pada dua jalan layang (flyover) berbentuk tapal kuda di Jakarta Selatan. Sebab, masih banyak pengendara sepeda motor yang melawan arus lalu lintas sehingga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmuda meminta Dinas Bina Marga DKI Jakarta yang bertanggung jawab atas pembangunan flyover Tapal Kuda untuk menggandeng Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk melakukan koordinasi penataan arus lalu lintas di area tersebut. “Harus ada kerjasama dengan Dishub dan Satpol PP, karena kita pantau masih banyak orang yang malas putar jauh dan memilih lawan arus. Inikan sangat membahayakan,” kata Ida dalam keterangan tertulis resminya, Kamis (15/4).
Selain itu, Ida mengatakan, masih ada beberapa penyempurnaan yang perlu dilakukan terhadap kedua jalan layang itu. Salah satunya, pemasangan camera closed circuit television (CCTV) untuk mengawasi kondisi di area tersebut, terutama mencegah terjadinya aksi vandalisme.
“Kami ingatkan juga tentang kebersihan, karena ini fasilitas publik jadi CCTV juga perlu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengakui masih banyak warga yang melawan arus di flyover Tapal Kuda. Hal itu, kata dia, diketahui berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan pada tahap pertama 31 Januari sampai 2 Februari, dan tahap kedua pada 1 sampai 6 April 2021.
Hari menyebut, Dinas Bina Marga DKI akan melakukan koordinasi dengan Pemkot Jakarta Selatan untuk melakukan pengawasan agar tidak ada ada lagi pengendara sepeda motor yang melawan arus lalu lintas. “Kemarin kami sudah lakukan, yaitu bersurat ke wali kota untuk menjaga supaya tidak ada lagi yang melawan arah. Semoga ini bisa segera ditindaklanjuti,” ungkap Hari.
Hari pun berharap jalan layang Tapal Kuda ini dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi di wilayah tersebut. Namun, dia mengatakan, tujuan utama pembangunan flyover itu untuk menutup lintas sebidang kereta api.
“Karena ke depan setiap lintasan kereta api akan ditutup. Apalagi di sini sering terjadi kecelakaan, terjadi kemacetan. Sekarang dengan adanya Tapal Kuda, arus sudah mulai lancar di jam-jam sibuk,” ujar dia.
Sebelumnya, Hari mengatakan, dua jalan layang berbentuk tapal kuda di Lenteng Agung dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan mulai dibuka secara permanen untuk dilalui kendaraan bermotor. Keputusan itu diambil usai pelaksanaan uji coba kedua.
Untuk diketahui, flyover Lenteng Agung memiliki panjang 430 meter di sisi barat dan 450 meter di sisi timur dengan lebar 6,5 meter. Sedangkan flyover Tanjung Barat sisi barat mencapai 540 meter dan sisi timur 590 meter. Kedua jalan layang ini dirancang menarik dengan mengambil bentuk seperti tapal kuda yang saling membelakangi.